Ditambah hujan? Nah, lengkaplah sudah.
Jikalau suasana sedang cerah, gangguan yang sering kualami di jalan raya misalnya ada kucing, ayam atau anjing yang mendadak menyeberang, mobil/motor yang tiba-tiba berbelok arah namun lupa menghidupkan sen, hingga anak sekolah yang menyeberang tanpa lihat-lihat arah.
Bagaimana bila kita sebagai pengendara motor dihadapkan dengan situasi tersebut? Hal yang sontak kita lakukan ialah mengurangi kecepatan sepeda motor. Bahkan jika diri ini kaget, kaki dan tangan kanan tidak segan-segan menekan rem.
Yang bikin ngeri ialah ketika ban sepeda motor sudah mulai botak. Kalau kita memijak rem kejut, maka keseimbangan kendaraan mulai timpang dan tidak menutup kemungkinan si pengendaranya bakal jatuh.
Namun yang lebih bikin ngeri dan "deg-deg-an" ialah ketika gangguan di jalan terjadi ketika hujan sedang turun.
Di mata seorang pengendara motor yang sehari-hari "mengukur jalan raya" sepertiku, ada 3 jenis hujan yang perlu dicermati yaitu hujan deras, hujan panas, hingga hujan gerimis yang awet.
Adapun untuk hujan deras dan hujan panas, biasanya air yang membasahi jalan raya tidaklah licin. Yang bikin pengendara motor deg-deg-an paling-paling ialah lubang/batu besar di sebalik genangan air.
Sedangkan untuk hujan maupun gerimis yang awet biasanya terjadi setelah hujan deras. Volume air yang turun dari langit memang tidaklah banyak, tapi ketika kita tatap jalan raya, maka tampaklah aspalnya sedikit berkilauan.
Nah, itulah masa-masa "mengerikan" bagi seorang pengendara motor. Kita wajib berhati-hati karena jalanan aspal yang berkilauan sangat licin.
Caraku Berkendara Sepeda Motor Saat Musim Hujan Agar Tetap Aman
Secara pribadi, jalanan yang licin bagiku cukup menakutkan, terlebih lagi bila kita harus menempuh berpuluh-puluh kilometer.