Pun demikian dengan keterampilan mengoperasikan komputer dan laptop. Jika di SD ada laptop, maka bisa saja digelar latihan simulasi, tapi jikalau tidak ada? Sedangkan pelajaran TIK kan tidak masuk dalam kurikulum.
Dulu, saat duduk di bangku SMP aku sempat mengikuti pelatihan komputer bersertifikat. Hebatnya, pihak yang menggelar pelatihan itu adalah pihak desa kami yang bekerja sama dengan SMA Negeri. Waktu itu pelajaran TIK belum ada, tapi malah pihak desa yang perhatian dengan anak-anak para generasi penerus bangsa. Hebat!
Karena sekarang ada ANBK, semestinya kisahku semasa SMP dulu bisa terulang lagi terutama untuk siswa-siswi jenjang SD yang di sekolahnya belum ada laptop. Namun, untuk persoalan ini, semestinya dinasdikbud yang lebih peka sih.
***
Sejatinya, meskipun hadir setumpuk keterbatasan, masing-masing sekolah punya "jalan ninja" tersendiri dalam menyukseskan kegiatan ANBK.
Hal ini menandakan bahwa semua sekolah entah itu sekolah di pinggir jalan raya maupun di pinggir jalan desa ingin dan selalu berusaha untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Ya, meskipun belum tertebak akan dibawa ke mana arah pendidikan kita, setidaknya kami dan para pelaku pendidikan lainnya ingin mempersembahkan yang terbaik untuk negeri ini.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H