Terlebih lagi ketika ada mata pelajaran tambahan yang menjadi andalan di sekolah tersebut. Misalnya? Sebut saja seperti muatan lokal, atau juga ada ekstrakulikuler.
Sedangkan si guru SD, biasanya akan pulang setelah jam pelajaran terakhir selesai.
Datang jam 07.00 WIB, pulang jam 12.00 -- 13.00 WIB. Kan enak! Secara, sang guru SD akhirnya bisa melakukan pekerjaan lain, aktivitas lain, serta usaha sampingan yang lain.
Ada yang jualan, silakan. Ada yang bertani, silakan. Ada yang menjadi tukang ojek, juga boleh. Bahkan, ada pula yang sudah bersantai menikmati tidur siang atau menunggu kegiatan masak di sore hari.
Juga boleh? Boleh saja, yang penting tak ada pertengkaran. Hahaha
Eits, aku enggak sedang berkisah tentang guru SD honorer dengan guru SD PNS, ya! Soalnya, honorer dan PNS bukanlah patokan rezeki.
Dalam artian, belum tentu guru SD PNS penghasilannya lebih besar daripada guru SD honorer. Toh, jalan rezeki kan bukan dilirik dari statusnya.
Warisan?
Bukan juga!
Lalu?
Ya tergantung apa kegiatan dan ikhtiar yang tiap-tiap guru SD usahakan, dong. Maka dari itulah, guru SD boleh berbahagia karena mereka bisa mengajar dan pulang cepat, kan?
Sip. Dengan durasi mengajar yang cenderung singkat, sebenarnya seorang pendidik sekaligus pengajar di sekolah dasar malah menyelamatkan anak-anak dari kejenuhan loh.
Sebuah studi dari Teeney School yang bertempat di Houston menjelaskan bahwa, durasi pembelajaran di kelas yang terlalu lama akan menghancurkan struktur sekaligus suasana kelas.