Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ketika Sertifikasi, THR, dan Gaji ke-13 Menjadi Toksik di Ruang Kerja

23 Mei 2021   16:48 Diperbarui: 24 Mei 2021   13:59 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika hati sempit, maka pada kelanjutannya seseorang bakal susah memetik esensi dari syukur. Ya, walaupun sebesar apa pun gaji yang ia dapatkan.

Walau begitu, aku sedikit menyoroti pola pikir beberapa pegawai soal gaji yang menurutku cukup keliru.

Sebagaimana kita ketahui, bekerja sebagai PNS itu disenangi oleh banyak orang karena gajinya yang rutin tiap bulan. Pun demikian dengan sertifikasi. Tiap triwulan bakal ada tambahan uang jajan sebanyak 3x gaji. Dari sana, timbul kesan bahwa gaji PNS itu sejatinya sudah dipatok.

Namun, gara-gara gaji yang dipatok, sering kulihat beberapa pegawai yang menjadikan tanggal cairnya gaji pokok dan sertifikasi sebagai alasan untuk membeli barang serta kebutuhan lain yang sebenarnya tidak terlalu penting.

Akibatnya? Seminggu, dua minggu, bahkan tiga minggu sebenarnya tidak tampak ada akibat apa-apa sih. Tapi, ketika tanggal gajian tiba? Ada-ada saja masalah dan pengeluaran tak terduga sehingga cicilan barang serta hal yang dijanjikan sebelum gajian tidak bisa dibayar.

Ujung-ujungnya? Ya, kalau tidak mengeluh sekaligus mengomel di ruang kerja, si pegawai tadi malu sendiri karena harus menunda janji alias kesepakatan yang telah ia buat. Benar. Lingkungan kerja akhirnya jadi toksik lagi.

Baca juga: Awas, Terkadang Penjilat Menyamar Jadi Malaikat di Ruang Kerja

Secara khusus, aku menganggap bahwa pola pikir yang semacam itu sudah "mendahulukan takdir rezeki"

Maksudnya begini; karena gaji sudah dipatok akan dapat berapa dan cair di tanggal berapa, seorang pegawai dengan entengnya menjanjikan ini dan itu, memesan ini dan itu. Padahal, belum tentu rezeki via gaji di bulan depan bakal ia terima secara utuh. Tidak ada yang pasti, kan?

Begitulah. Persoalan uang memang cukup sensitif. Bahkan, gaji tambahan seperti sertifikasi, THR, hingga gaji-13 pun mampu mendulang toksik di ruang kerja. Dan ternyata, kata syukur yang terkesan ringan untuk diucapkan oleh mulut hakikatnya tidaklah semudah itu.

Apapun profesi kita, serta berapapun gaji yang didapat dari sana, tetap saja ada manajemen syukur yang perlu dikelola. Rasanya tidak semua permasalahan finansial perlu kita hadirkan di ruang kerja.

Memang, pembahasannya cukup menarik. Tapi, kalau sudah kebanyakan keluh dan sedikit bersyukur, aku rasa hal tersebut sudah masuk area toksik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun