"Nah, Ayam toh. Ada apa sih. Aku ingin pulang ke rumah Pak Tani lho. Sudah hampir Magrib ini!" Jawab Monyet.
"Begini, Kawan. Tadi aku dapat cerita dari Kambing bahwa Si Kerbau sahabat kita itu sudah berubah drastic tingkah lakunya. Si Kerbau sudah tak mau lagi bekerja dengan Pak Tani gara-gara pekerjaannya terlampau berat." Terang Ayam dengan satu napas.
"Lho, lho, lho. Aku tiada menyangka. Oke, baiklah! Akan segera kusampaikan kepada Tuan Tani. Terima kasih, Ayam."
Monyet yang mendengar kabar tentang Kerbau akhirnya segera menghampiri Pak Tani di rumah. Setelah tiba di rumah, segala yang Ayam ceritakan kepadanya ia ceritakan kembali kepada Pak Tani.
Sedihnya, Pak Tani emosi dan segera mencari Kerbau. Belum selesai sampai di sana, akhirnya Kerbau disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan kepada tetangga.
*** Tamat***
Berdasarkan kisah di atas, Pak Tani sungguh rugi, bukan? Padahal awalnya Kerbau hanya ingin meminta cuti sehari untuk beristirahat, tetapi keinginan Kerbau yang disampaikan oleh Monyet sudah berkembang liar dan dipoles sedemikian rupa.
Pak Tani pula semestinya menyesal karena gara-gara emosi, ia tak sempat melakukan klarifikasi.
Alhasil, berdasarkan kisah ini sejatinya kita bisa memetik pelajaran bahwa amanah itu sangatlah penting, termasuklah tentang cerita orang.
Terkadang, cerita dan keluh kesah orang hanya perlu dicukupkan untuk berhenti di telinga kita saja. Tidak perlu disambung via mulut ke orang lain karena bisa jadi cerita tersebut bisa beranak jadi ghibah, juga bisa bertunas menjadi fitnah. Nauzubillah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H