Namanya juga bahagia, tidak bisa kan kita membahagiakan dengan menakut-nakuti orang lain? Maka dari itulah, secara pribadi aku menempatkan lagu Jiharkah sebagai lagu favorit dalam membaca Quran maupun azan terutama pada bulan Ramadan.
Mau dengar variasi Jiharkah ketika membaca Quran? Sejatinya Kamu bisa menyimak Qori' terkenal seperti Muzammil Hasballah. Dalam dalam kesempatan ini, aku ingin menyajikan variasi sederhana lagu Jiharkah saat melantunkan Surah Al-Fatihah.
Bagaimana, tidak sulit, kan?
Di luar dari 6 nagham utama sebagaimana yang telah kusebutkan di atas, lagu alias irama Jiharkah lebih mudah dilantunkan karena hanya memiliki 2 maqam (tingkatan) saja. Apa itu?
Pertama: Nawa.
O ya, rata-rata lagu Al-Quran itu dibuka dengan tingkatan Qoror maupun awal maqam. Tingkatan Qoror adalah tingkatan nada terendah saat kita memulai membaca Al-Quran. Contohnya yaitu saat kita melantunkan taawudz atau istiadzah.
Sedangkan lagu Jiharkah tidak. Lagu ini langsung menuju tingkatan Nawa yang sejatinya lebih tinggi daripada nada awal maqam.
Kedua, Jawab (Tinggi)
Tingkatan nada Jawab sejatinya berada lebih tinggi dari nada Nawa dengan segenap gerakan elepasi yang terkesan minor.
Tergantung panjang maupun pendeknya ayat, gerakan nada bisa satu atau dua kali syahdan dilanjutkan dengan pemberian tekanan suara pada setiap kata/suku kata lalu diakhiri dengan nada bertangga turun.
Jikalau dalam satu ayat ditemukan ada Mad Jaiz maupun Mad Wajib Muttasil dan ayat tersebut cukup panjang, maka kita bisa melakukan variasi Jiharkah dengan nada Jawabul Jawab (Tinggi nada keempat/paling tinggi) namun tetap indah dan bernada bahagia.
Sebagai tambahan, Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya sempat berkisah bahwa dirinya sempat membaca buku tarannum Al-Quran yang ditulis oleh alhi qiraat asal Suriah dan dikatakan bahwa bacaan Al-Fatihah Nabi Muhammad berirama Jiharkah.
Meski begitu, kejelasan tersebut masih dipertanyakan karena dalam kitab Lisan al-Arab, Ibn Manzur menerangkan bahwa orang pertama yang membaca Quran dengan lagi adalah 'Ubaydillah bin Abi Bakrah.