Ketika seseorang sudah mendapat sisi cungkil yang tepat, maka mereka akan dengan mudah mengeluarkan kolang-kaling dari kulitnya. Apalagi ketika jenis potongan kolang-kaling itu dipotong dari sisi ujung buahnya. Sekali genggam, 3-4 buah kolang-kaling bisa dicomot.
Di sini, masyarakat biasanya mencungkil kolang-kaling menggunakan ujung pegagang sendok. Hanya saja, para penyungkil pemula biasanya langsung menusuk kolang-kaling dari sisi tengah. Makanya kolang-kaling rawan hancur hingga tak berbentuk.
Sebaiknya, kolang-kaling dicungkil dari pinggir kiri/kanan kulitnya. Kegiatan tersebut juga perlu dibarengi dengan menggerakkan sendok seraya menahan genggaman kulit kolang-kaling. Dengan cara tersebut, alhasil buah beluluk yang dihasilkan bakal lebih sempurna.
Mencungkil Kolang-kaling pada Bulan Ramadan, Bukan Skill Kaleng-kaleng!
Dua panduan di atas adalah skill dasar yang perlu dikuasai oleh para penyungkil kolang-kaling.
Ketika kita baca, mungkin terdengar sepele. Tapi sungguh, skill mencungkil kolang-kaling itu bukan skill kaleng-kaleng. Tidak cukup 3 hari bagi seorang pemula untuk bisa mencungkil dengan sempurna.
Adapun untuk kemampuan tingkat lanjut, seorang penyungkil yang sudah pro biasanya sangat mudah mencungkil kolang-kaling yang cukup keras serta menebak mana kolang-kaling yang sudah matang, terlampau matang, atau belum sepenuhnya matang.
O ya, sedikit hal yang perlu diketahui, buah kolang-kaling yang dimasak terlampau matang akan lebih cepat membiru alias berubah warna. Sontak saja, kolang-kaling yang demikian tidak akan laku di pasaran.
Biasanya, pada bulan Ramadan kolang-kaling mampu menembus harga hingga Rp 100.000/kaleng. Sedangkan beberapa hari ini kolang-kaling masih betah duduk di harga Rp 90.000/kaleng atau Rp 5.000/kilogram.
Meski begitu, bayaran untuk para penyungkil hingga hari ini masih tidak berubah. Masih tetap di angka Rp 2.000/cupak.
Para emak bahkan anak-anak akan terus semangat ikut mencungkil kolang-kaling hingga H-7 Ramadan. Barulah setelahnya mereka akan pergi ke pasar untuk mencari baju baru. Kalau tidak baju baru, ya sandal baru, sarung baru, atau kopiah baru.