Jadi, ketika bulan puasa tiba, banyak orang bertamu ke petani aren seraya bertanya, apakah stok kolang-kaling yang mereka rebus tahun ini melimpah. Jika iya, maka akan ada jalinan kerja sama dalam mencungkil kolang-kaling.
Meski demikian, tidak semua anak dan emak langsung "lancar jaya" mengeluarkan buah aren yang putih-putih imut dari kulitnya.Â
Mencungkil kolang-kaling ada seninya sehingga dibutuhkan skill khusus agar kolang-kaling yang telah dikeluarkan tidak hancur lebur.
Detailnya begini:
Pahami Jenis Potongan Kolang-kaling, Lalu Genggamlah dengan Efektif
O ya, tadi belum aku kasih tahu kan mengapa di bulan Ramadan ramai anak-anak kecil dan emak mencari tambahan penghasilan dengan mencungkil kolang-kaling?
Begini. Dari dulu hinggalah hari ini, hadirnya kolang-kaling merupakan kesempatan besar bagi warga untuk bisa membeli baju lebaran.Â
Iya, produksi kopi tidak melulu bagus. Apalagi hari ini, harga kopi cenderung stagnan, bahkan lebih murah daripada harga kopi pada masa SBY.
Maka dari itulah, anak-anak dari umur 10 tahunan begitu semangat dalam mencari lapak mencungkil kolang-kaling.
Honornya? Tidak banyak. Cuma Rp 1.500-2.000/cupak. Honor tersebut terkadang dihitung berdasarkan skill si penyungkil. Makin sempurna bentuk kolang-kaling yang dicungkil, makin mahal pulalah honornya.
Meski begitu, mengasah skill agar bisa mencungkil kolang-kaling agar berbentuk nyaris mulus sempurna tidaklah semudah melupakan mantan.
Jikalau mantan bisa dilupakan dengan cari baru, maka mencungkil kolang-kaling harus terus dibiasakan dengan cara memahami bentuk potongan kolang-kaling, serta bagaimana cara menggenggamnya.