Secara pribadi, saya bersyukur karena pemda setempat telah melambungkan izin kepada segenap sekolah di daerah untuk menggelar pembelajaran tatap muka walaupun masih terbatas dengan sistem kelas shift serta jam belajar yang dikurangi.
Terang saja, secara teori, pembukaan sekolah secara tatap muka adalah langkah yang paling jitu dalam memerangi learning loss. Ada sistem yang bakal kembali berjalan di kalangan siswa. Mereka bakal kembali bangun pagi, menyiapkan buku ajar, syahdan pergi ke sekolah.
Meski begitu, semakin jam belajar sekolah dikurangi, sebenarnya semakin berkurang pula efektivitas pembelajaran. Maka darinya, saya menempuh beberapa cara sederhana berikut ini:
Pertama, Tidak terlalu memedulikan Target Kurikulum
Selamat tinggal target kurikulum! Saya sudah tidak terlalu peduli lagi dengan target kurikulum nasional (Kurtilas). Kalau saya mengajar dengan bersandar pada tuntutan kurikulum yang sangat padat itu, barangkali anak-anak bakal mual dan kepusingan.
Bahkan, jangankan anak-anak, bisa jadi saya pula kepusingan karena harus mengejar materi-materi tertentu dalam waktu seminimalis mungkin. Ah, siapa yang mau berpusing-pusing ria.
Mendingan saya pilih materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa tanpa mengurangi esensinya.
Kedua, Mendesain Materi Ajar yang Sambung-Menyambung
Materi ajar yang sangat padat sejatinya sangat menyusahkan siswa dan guru. Ketika siswa dituntut untuk melahap materi ajar yang banyak, guru pula diharuskan menghabiskan materi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Ujungnya? Malah sangat sedikit materi yang diingat siswa.
Rugi, kan? Sudah capek kejar-kejaran dengan waktu, siswanya tidak paham pula.
Seperti contoh, di dalam buku siswa biasanya tersedia 5-6 bab materi ajar yang harus dilahap siswa serta disampaikan guru secara "ngos-ngosan" dalam waktu 1 semester dalam kondisi normal. Sedangkan sekarang?
Rasanya mengejar 6 bab materi ajar di era pandemi hampir mustahil, kecuali materi ajar tersebut bisa didesain semenarik mungkin.
Pernyataannya, bagaimana cara mendesain materi ajar yang padat menjadi ringkas? Salah satu jalan yang saya tempuh ialah dengan menautkan beberapa bab materi ajar menjadi satu kesatuan.