Nah, ketika tanaman cabai rawit mulai berbunga dan berbuah, sebenarnya kita tak perlu memberikannya pupuk lagi. Tapi, kalau mau buahnya lebih lebat dan banyak, maka perlu kita hadiahkan pupuk seperti phonskha cair ataupun NPK dengan sistem cor (siram tanahnya).
Meski begitu, bagiku, kalau di awal-awal penyemaian sudah ada pupuk organik, tak perlu kita tambah lagi. Cukup kita usir tumbuhan pengganguu yang bisa merebut nutrisi tanah dari cabai.
Memasuki usia 11-12 minggu (kira-kira 3 bulan), sejatinya cabai rawit sudah boleh dipanen. Kebanyakan dari kita suka memanen cabai rawit selagi masih ijo kan? Begitulah. Di berbagai gerobak gorengan, rata-rata isinya ada cabai rawit mentah, kan?
Tidak ada aturan khusus untuk memetik cabai rawit. Tapi, jangan pula kalian cabut dari akarnya, ya! Kalau ingin memetik cabai untuk dijual, biasanya selang waktu pemetikan adalah setiap sebulan sekali.Â
Cabai rawit, terutama yang berasal dari bibit lokal (racik sendiri) biasanya mampu bertahan hingga 2 tahun. Ini kalau kita rajin merawatnya, ya. Tapi, bisa dibayangkan kalau kita menanam cabai rawit secara berkala. Alhasil, tak perlu beli cabai lagi dong? Malahan, kita jadi penjual cabai. Hahaha
Sudah, ya. Sampai di sini dulu. Sebagai hadiah, ku berikan satu foto lagi agar kita semakin semangat bertanam cabai rawit.
Salam. :-)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H