Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tidak Sulit, Begini Kiat Menanam Cabai Rawit di Pekarangan Rumah

27 Oktober 2020   20:38 Diperbarui: 10 November 2022   23:02 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalau cabai rawit sudah berbuah, bisa dipetik kapan saja selama masih berbuah (Dok. Ozy V. Alandika)

Nah, ketika tanaman cabai rawit mulai berbunga dan berbuah, sebenarnya kita tak perlu memberikannya pupuk lagi. Tapi, kalau mau buahnya lebih lebat dan banyak, maka perlu kita hadiahkan pupuk seperti phonskha cair ataupun NPK dengan sistem cor (siram tanahnya).

Meski begitu, bagiku, kalau di awal-awal penyemaian sudah ada pupuk organik, tak perlu kita tambah lagi. Cukup kita usir tumbuhan pengganguu yang bisa merebut nutrisi tanah dari cabai.

Usia 3 bulan, cabai rawit sudah boleh dipanen (Dok. Ozy V. Alandika)
Usia 3 bulan, cabai rawit sudah boleh dipanen (Dok. Ozy V. Alandika)
Memasuki usia 11-12 minggu (kira-kira 3 bulan), sejatinya cabai rawit sudah boleh dipanen. Kebanyakan dari kita suka memanen cabai rawit selagi masih ijo kan? Begitulah. Di berbagai gerobak gorengan, rata-rata isinya ada cabai rawit mentah, kan?

Kalau cabai rawit sudah berbuah, bisa dipetik kapan saja selama masih berbuah (Dok. Ozy V. Alandika)
Kalau cabai rawit sudah berbuah, bisa dipetik kapan saja selama masih berbuah (Dok. Ozy V. Alandika)
Tidak ada aturan khusus untuk memetik cabai rawit. Tapi, jangan pula kalian cabut dari akarnya, ya! Kalau ingin memetik cabai untuk dijual, biasanya selang waktu pemetikan adalah setiap sebulan sekali. 

Cabai rawit, terutama yang berasal dari bibit lokal (racik sendiri) biasanya mampu bertahan hingga 2 tahun. Ini kalau kita rajin merawatnya, ya. Tapi, bisa dibayangkan kalau kita menanam cabai rawit secara berkala. Alhasil, tak perlu beli cabai lagi dong? Malahan, kita jadi penjual cabai. Hahaha

Sudah, ya. Sampai di sini dulu. Sebagai hadiah, ku berikan satu foto lagi agar kita semakin semangat bertanam cabai rawit.

Cabai rawit (Dok. Ozy V. Alandika)
Cabai rawit (Dok. Ozy V. Alandika)

Salam. :-)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun