Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inter Milan dan Barisan Pertahanan Awal Musim yang Keteteran

1 Oktober 2020   20:34 Diperbarui: 1 Oktober 2020   20:49 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pertandingan Inter Milan kontra Benevento dalam lanjutan Serie A Giornata 2 (30/9/2020). Foto: Inter.it

Kebobolan 5 gol dalam dua pertandingan, begitulah catatan mendebarkan Antonio Conte bersama Inter Milan di awal musim 2020/2021.

Disebut mendebarkan karena meskipun Romelu Lukaku dan kawan-kawan tetap mampu meraih 6 poin dalam dua pertandingan, gaya permainan tim membuat jantung para penonton naik turun bin deg-degan.

Hal ini terang terlihat pada laga perdana Nerazzurri ketika menjamu Fiorentina pada 27 September 2020. Kala itu, La Beneamata menang tipis dengan skor 4-3 setelah dua kali tertinggal dari Fiorentina. Conte pun harus memasukkan "semua" pemain andalan Inter demi meraup 3 poin.

Sebut saja seperti Achraf Hakimi, Radja Nainggolan, dan Arturo Vidal. Para "Kartu As" Antonio Conte ini akhirnya menjadi sosok yang sangat diharapkan untuk mengubah jalannya pertandingan.

Bahkan, pemain baru Nerazzurri lainnya yaitu Alexander Kolarov sudah dipasang sejak menit awal kontra Fiorentina sebagai bek tengah, menggusur Milan Skriniar.

Bek muda Inter, Alesandro Bastoni pun dicoba oleh Conte untuk bermain di posisi bek sektor tengah. Padahal, di banyak pertandingan Inter sebelumnya, Bastoni selalu main di posisi bek bagian kiri. Tentu perubahan posisi ini cukup "mengacaukan" gaya permainan Inter.

Kala menjadi bek di posisi kiri pertahanan Si Biru Hitam, Bastoni cukup sering melakukan akselerasi dan mempersembahkan umpan direct demi memudahkan duet Lukaku-Lautaro untuk mencetak gol.

Tapi ketika Bastoni pindah posisi menggantikan de Vrij di tengah, mutiara timnas Italia ini cukup kewalahan mengatasi berbagai serangan cepat para pemain Fiorentina.

Syahdan, tidak berbeda jauh dengan pertandingan pada giornata 1, di laga kedua kontra Benevento, pertahanan Nerazzurri juga cukup keteteran.

Walaupun sudah dipasang trio bek Kolarov-de Vrij-Skriniar, kebobolan 2 gol dalam kemenangan 5-2 seakan membuat pertahanan Inter "Bocor Halus".

Terang saja, di musim 2018/2019 maupun 2019/2020, Inter adalah tim yang cukup sering memenangkan pertandingan tanpa kebobolan. Bahkan, di musim 2019/2020, pasukan Antonio Conte merengkuh gelar sebagai tim dengan pertahanan terbaik di Serie A.

Total 38 pertandingan, Inter Milan hanya kebobolan 36 gol, unggul jauh dari Juventus sebagai perengkuh scudetto yang telah kebobolan 43 gol.

Tapi, ya, biar bagaimanapun, musim lalu tetaplah musim lalu. Perjalanan Conte musim ini baru dimulai, dan banyak hal bisa terjadi.

Inter Milan di Awal Musim Ini Lebih "Suka Nyerang"

Salah satu hal yang cukup mencolok di dua pertandingan awal Inter Milan adalah tentang gaya permainan mereka.

Baik di laga kontra Fiorentina maupun Benevento, Antonio Conte selalu menggunakan formasi 3-4-1-2 dengan menempatkan Cristian Eriksen atau Stefano Sensi sebagai trequartista.

Dibandingkan dengan formasi 3-5-2, gaya Nerazzurri dengan formasi 3 bek yang melibatkan trequartista lebih terlihat "suka nyerang". Terlebih lagi dengan hadirnya Achraf Hakimi. Wing back muda ini sangat gesit dan sangat suka membantu penyerangan.

Selebrasi Hakimi usai mencetak gol pada pertandingan Inter Milan kontra Benevento dalam lanjutan Serie A Giornata 2 (30/9/2020). Foto: Inter.it
Selebrasi Hakimi usai mencetak gol pada pertandingan Inter Milan kontra Benevento dalam lanjutan Serie A Giornata 2 (30/9/2020). Foto: Inter.it

Lihat saja statistik Hakimi dalam dua pertandingan terakhir. 1 gol dan 2 assists, catatan ini cukup gemilang untuk seorang bek sayap yang baru saja berteduh di klub baru.

Top skor dan top assist sementara Nerazzurri. Screenshot laman transfermarkt.com
Top skor dan top assist sementara Nerazzurri. Screenshot laman transfermarkt.com

Lalu, korbannya?

Terang terdengar quote bahwa "pertahanan terbaik adalah menyerang". Namun, dalam kondisi ini, terutama di klub asuhan Antonio Conte, gaya menyerang yang mulai dihadirkan pun cukup seimbang dengan pertahanan Nerazzurri yang keteteran.

Tapi, lagi-lagi perjalanan Serie A musim ini masih panjang. Dalam konferensi pers ba'da laga kontra Benevento semalam, Conte menerangkan bahwa tim sangat mengerti bahwa jalan masih panjang dan masih banyak hal yang perlu diperbaiki.

Antonio Conte Perlu Mencoba Skema Pertahanan 4 Bek

Ketika kita melihat klasemen terbaru Serie A dalam total dua pertandingan, agaknya tak ada hal yang cukup mencolok. 5 tim teratas mulai dari Napoli di pucuk klasemen kemudian diikuti oleh Atalanta, Inter Milan, AC Milan, dan Verona adalah tim yang berhasil memenangkan 2 laga awal.

Hanya saja, semakin ke sini, agaknya Inter Milan perlu sedikit iri dengan pencapaian yang dihadirkan oleh Napoli. Ya, Napoli berhasil mengumpulkan 6 poin dan berhasil mencetak 8 gol tanpa kebobolan. Napoli menang 2-0 di kandang Parma, dan membantai Genoa 6-0 di Naples.

Yang menarik dari skuat asuhan Gennaro Gattuso ini adalah, mereka menerapkan formasi 4 bek, yaitu skema 4-2-3-1.

Kelebihan formasi ini adalah, Napoli memiliki 2 bek tengah plus 2 gelandang bertahan yang membuat mereka lebih susah untuk ditembus dan cukup stabil dalam melakukan determinasi serangan.

Klasemen Serie A 2020/2021. Screenshot laman skysports.com
Klasemen Serie A 2020/2021. Screenshot laman skysports.com

Sedangkan Inter Milan, dengan formasi 3 bek ala Conte, Handanovic dan kawan-kawan sudah kebobolan 5 gol. Masih dengan formasi yang sama, Atalanta juga begitu. Tim asuhan Gasperini ini juga sudah kebobolan 3 gol dalam dua laga. Masih cukup normal, sih.

Tapi, khusus bagi Inter, rasanya Conte perlu sesekali mencoba permainan dengan skema 4 bek.

Antonio Conte pada pertandingan Inter Milan kontra Benevento dalam lanjutan Serie A Giornata 2 (30/9/2020). Foto: Inter.it
Antonio Conte pada pertandingan Inter Milan kontra Benevento dalam lanjutan Serie A Giornata 2 (30/9/2020). Foto: Inter.it

Bukan apa-apa. Skema 3 bek yang sekarang sering melibatkan Handanovic dalam permainan langsung mulai meresahkan. Jika sedang sial, Handanovic yang sejatinya merupakan kapten tim pun bisa melakukan kesalahan.

Di laga kontra Benevento kemarin contohnya. Gara-gara Handanovic salah oper bola di garis pertahanan Inter, ia pun harus rela mati langkah dan kebobolan oleh tendangan kencang Caprari. Untuk laga-laga selanjutnya, kesalahan seperti ini bisa jadi akan sangat merugikan Inter.

Formasi 4 bek di Inter Milan, agaknya Conte tak perlu berpusing-pusing ria. Conte sebenarnya bisa menerapkan formasi 4-3-3 karena stok penyerang di Inter sudah ada 4 orang. Ada Lukaku, Lautaro, Alexis, dan Pinamonti.

Di sisi pertahanan juga demikian. Selain Kolarov dan D'Ambrosio, Nerazzurri juga punya bek lain, yaitu Dalbert yang bisa bermain di posisi kiri. Stok gelandang, bagaimana? Juga melimpah.

Tapi, lagi-lagi ini hanya prakiraan dan opsi saja. soalnya, formasi 3 bek ala Conte sudah semakin tajam dan garang.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun