Terang saja, di musim 2018/2019 maupun 2019/2020, Inter adalah tim yang cukup sering memenangkan pertandingan tanpa kebobolan. Bahkan, di musim 2019/2020, pasukan Antonio Conte merengkuh gelar sebagai tim dengan pertahanan terbaik di Serie A.
Total 38 pertandingan, Inter Milan hanya kebobolan 36 gol, unggul jauh dari Juventus sebagai perengkuh scudetto yang telah kebobolan 43 gol.
Tapi, ya, biar bagaimanapun, musim lalu tetaplah musim lalu. Perjalanan Conte musim ini baru dimulai, dan banyak hal bisa terjadi.
Inter Milan di Awal Musim Ini Lebih "Suka Nyerang"
Salah satu hal yang cukup mencolok di dua pertandingan awal Inter Milan adalah tentang gaya permainan mereka.
Baik di laga kontra Fiorentina maupun Benevento, Antonio Conte selalu menggunakan formasi 3-4-1-2 dengan menempatkan Cristian Eriksen atau Stefano Sensi sebagai trequartista.
Dibandingkan dengan formasi 3-5-2, gaya Nerazzurri dengan formasi 3 bek yang melibatkan trequartista lebih terlihat "suka nyerang". Terlebih lagi dengan hadirnya Achraf Hakimi. Wing back muda ini sangat gesit dan sangat suka membantu penyerangan.
Lihat saja statistik Hakimi dalam dua pertandingan terakhir. 1 gol dan 2 assists, catatan ini cukup gemilang untuk seorang bek sayap yang baru saja berteduh di klub baru.
Lalu, korbannya?
Terang terdengar quote bahwa "pertahanan terbaik adalah menyerang". Namun, dalam kondisi ini, terutama di klub asuhan Antonio Conte, gaya menyerang yang mulai dihadirkan pun cukup seimbang dengan pertahanan Nerazzurri yang keteteran.
Tapi, lagi-lagi perjalanan Serie A musim ini masih panjang. Dalam konferensi pers ba'da laga kontra Benevento semalam, Conte menerangkan bahwa tim sangat mengerti bahwa jalan masih panjang dan masih banyak hal yang perlu diperbaiki.