Nah, pertanyaannya, untuk apa bibit-bibit kemasan mini seperti itu dihadiahkan kepada petani? Untuk ditanam, dan kemudian dipanen? Hahaha, mana cukup untuk dijual. Paling-paling, hasil panen hanya bisa untuk lauk sehari-hari.
Cocoknya ya ditanam di pekarangan atau di halaman samping rumah. Maka dari itulah, kata ibu saya, "mengapa para petani tidak diberikan beras saja?"
Secara, manfaatnya lebih jelas dan terasa di perut. Atau, uang tunai saja sekalian. Lebih banyak maslahatnya. Bisa untuk beli tahu, tempe, bayar listrik, hingga beli kuota internet untuk anak-anak belajar.
Dan sekarang, pemerintah mengumbar wacana akan memberikan bantuan sebesar Rp600 ribu kepada para pekerja swasta. Enak dong mereka? Sedangkan para petani makin sengsara.
Agaknya pemerintah kurang serius memperhatikan sektor pertanian negeri ini. Kalau memang gunanya bantuan adalah untuk pemulihan ekonomi negeri dan memacu keaktifan belanja rumah tangga, maka tak usah kasih petani bibit-bibit dan pupuk ukuran mini. Kasih saja uang.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H