Nah, sampai di sini, coba kita sandingkan dengan support kuota internet yang ditawarkan oleh Mas Nadiem. Kuota internet diambil dari dana BOS. Tapi, apakah tiap-tiap sekolah mampu memberikannya kepada siswa dalam jumlah besar?
Tentu tidak. Mungkin, dalam 1 bulan tiap-tiap siswa hanya mendapatkan 2-5 GB saja. apakah ini tiap bulan? Mana saya tahu. Kembali kepada kebijakan masing-masing sekolah.
Jadi, tergambarlah sudah bagaimana kesusahan para orangtua yang "banyak anak" dalam mencukupi kebutuhan belajar anak-anak mereka. Ditambah dengan pandemi, agaknya perjuangan mereka semakin berat.
Di sinilah kemudian kita tak bisa memungkiri fakta bahwa sejatinya program "Internet Gratis untuk Siswa dan Guru" sangatlah bermanfaat dalam kegiatan PJJ.
Selama ini, pemerintah melalui Kemendikbud sudah menggandeng berbagai aplikasi belajar daring. Netflix juga malahan. Mengapa tidak sekalian mereka gandeng juga berbagai provider internetnya, ya?
Entahlah. Harapannya, guru-guru yang mengajar bisa lebih bijak dalam memutuskan sistem PJJ. Dan harapan terbesar, semoga pandemi ini segera berlalu. Agar kita bisa menggelar pembelajaran tatap muka tanpa ada halangan yang berarti.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H