Pengalamanku, dulu, saat bekerja sebagai guru honorer sering diminta untuk menjadi petugas piket. Alasannya cukup masuk akal, kata rekan-rekan guru aku sering tersenyum. Oleh siswa juga, aku dikenal sebagai guru yang sering senyum.
Mungkin, pandangan mereka aku ini dianggap tidak punya masalah kali, ya! Padahal? Masalahku tiap hari lebih tinggi dari gunung Dempo dan lebih dalam dari Samudra Hindia. Hohoho
Tapi ternyata, dari perilaku senyum itu juga aku kemudian mendapatkan tugas tambahan sebagai staf perpustakaan, merangkap juga sebagai guru honorer. pandangan para "pejabat" di sekolah, perilaku mudah senyum cocok untuk melayani anak-anak agar selera membaca buku.
Nah, dari sini, gara-gara senyum, akhirnya kita bisa bertambah nikmat berupa rezeki, kan? ini hanya contoh kisah dariku. Kuyakin, masih banyak kisah-kisah inspiratif yang mungkin sudah pembaca alami sendiri.
Oke, kita sudah sampai di sini. Akhirnya, aku ingin bertanya lagi,
"Sudahkah Anda tersenyum hari ini?"
"Jika sudah, seberapa sering?"
Eits, tak perlu dijawab! Cukup sodornya senyum yang indah dengan penuh keikhlasan.
Salam Senyum. :-)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H