Atas ketidakjelasan ini, Mas Nadiem bersama Kemendikbud cepat-cepat merespon. Pihaknya akan mengevaluasi POP hingga empat pekan ke depan.
"Harapan kami proses evaluasi ini bisa dilakukan dalam rentang waktu tiga sampai empat minggu," ujar Nadiem dalam konferensi pers secara daring, Jumat (25/7/2020).
Sembari dilakukannya evaluasi ini, KPK juga ikut menyatakan inisiatifnya untuk mengawasi sepak terjang Program Organisasi Penggerak yang diluncurkan oleh Mas Nadiem.
Memang, ya memang harus dievaluasi. Beruntunglah Kemendikbud karena Muhammadiyah, NU dan PGRI sudah memilih mundur. Berarti ada tanggung jawab moral dari mereka, yang sekaligus menegaskan kepada kita bahwa ketiga organisasi besar ini begitu peduli dengan pendidikan.
Sekaranglah Saatnya Mas Nadiem PDKT dengan Muhammadiyah, NU dan PGRI
Menyikapi POP yang menuai kontroversi ini, saya jadi teringat sebuah anime yang berjudul Hunter X Hunter. Dalam anime yang ditulis dan diilustrasikan oleh Yoshihiro Togashi ini, ada pesan yang kiranya cocok untuk meredam polemik POP, tepatnya pada episode 1.
Di sana, pemeran utama Hunter X Hunter yang bernama Gon Freecss sempat melarang nahkoda kapal untuk menghentikan keributan. Gon malah meminta nahkoda membiarkan saja kedua temannya yang emosional dan hampir berkelahi. Gon pun berkata:
"Jika kamu ingin mengenal seseorang, kamu harus bisa memahami mengapa mereka bisa marah."
Nah, kiranya pesan ini cukup cocok dengan permasalahan POP yang penuh dengan prasangka kejanggalan dan ketidakjelasan.
Sekaranglah saat yang tepat bagi Mas Nadiem untuk melakukan PDKT alias pendekatan dengan Muhammadiyah, NU dan PGRI. Secara, ketiga nama ini merupakan organisasi besar yang berkiprah langsung demi mencerdaskan anak-anak bangsa Indonesia.
Terlebih lagi Muhammadiyah dan NU, keduanya adalah ormas besar yang sarat akan sejarah. Keduanya bisa kita sebut sebagai mitra sejajar pemerintah dalam mengejar cita-cita pendidikan nasional.
Tidak terhitung juga berapa puluh ribu satuan pendidikan mulai dari Pesantren, Madrasah hingga sekolah-sekolah lainnya yang didirikan melalui semangat Lillaahi Taala. Di sinilah kemudian kita perlu mundur dan menyelami tentang betapa pentingnya sejarah.