Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis di Kompasiana dan Dapat Kulkas, Begini Rasanya!

16 Juli 2020   21:33 Diperbarui: 1 November 2020   15:31 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kesulitan yang kudapatkan adalah tentang bagaimana caranya menulis ide masak sahur dan ide sajian berbuka puasa.

"Berarti aku harus masak, donk!"

Itulah hal yang kupikirkan pertama kali. Aku bingung harus masak apa. Karena malas berpikir panjang, langsung saja kuputuskan untuk memasak Lema. Kupikir, masakan ini tidak akan ada yang menyamainya. Soalnya Lema adalah makanan khas Curup, Rejang Lebong.

Tentang ide menulis sajian berbuka puasa juga begitu. Malahan, aku tambah bingung karena di rumah kami tak ada kulkas. Secara, yang namanya sajian berbuka kan banyak yang adem-adem dan menggunakan batu es.

Aku berpikir cukup keras waktu itu. Teman-teman kuwawancarai, kumintai ide, tapi endingnya selalu berbau batu es. Akhirnya, kuingat saja apa yang kami punya. Dari sana, lahirlah ide tentang merebus pisang dan keladi di air nira. Langsung saja aku menuju ke ladang.

Kepalang basah, kan! Tentu saja, event Samber THR sudah berjalan setengah babak dan aku harus menyelesaikan apa yang telah kumulai.

Serunya, tantangan-tantangan yang lebih sulit dalam menulis di event maraton ini pun tak kunjung habis. Tepatnya di akhir-akhir Ramadan, Kompasiana menghadirkan tema Humor dan Fiksi Ramadan. What!

Aku sungguh miskin ilmu bila harus menulis tentang fiksi. Entah itu puisi, entah itu cerpen, keduanya sama saja, sama-sama sulit dan perlu pengkhayalan tingkat dewa.

Tambah lagi ada artikel humor, waduh! Aku benar-benar tak bisa menulis humor. Walaupun menurut murid-muridku aku selalu lucu, tetap saja aku tak tahu apa yang lucu dariku. Hemm

Di sepertiga perjuangan terakhir menulis di event Samber THR itu sebenarnya aku mulai mau berpasrah. Rencananya aku mau menulis fiksi berupa puisi saja. Asal jadi, asal posting, dan aku malah pesimis tak akan menang.

Tapi, beruntungnya waktu itu aku sering menjalin komunikasi via instagram dengan mbak Ire Rosana Ullail. Beliau hebat dalam menulis fiksi dan sekalian saja aku minta diajari menulis cerpen dalam waktu satu malam.

Aku tanya-tanya kepada beliau tentang twist. Sayangnya, meski sudah banyak bertanya dan searching, aku tetap tak terlalu paham. Keesokan harinya, ya sudahlah. Kubuat satu cerpen berjudul "Sarung Bujangan Warna Hijau Kotak-Kotak". Entah bagus entah tidak! Hahaha

Artikel fiksi selesai, tema-tema harian sudah kubabat, dan akhirnya 28 hari menulis di Kompasiana secara non-stop selesai. Biarpun tidak memiliki keyakinan untuk menang, tapi aku lega.

Nikmat Menulis Pada Event Samber THR Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun