Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pacarku Seorang Guru Honorer

9 Juli 2020   22:13 Diperbarui: 9 Juli 2020   23:53 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels 

"Udah lah, Yank. Kita makan bakso granat, yuk. Aku lapar!"

Aku terlupa! Hari ini sudah hampir jam 2 siang dan kekasihku belum makan. Biasanya setiap kali bertemu aku selalu menawarkan kepada Dilla bahwa kita akan makan apa. Sesekali dia mau makan mie ayam, kadang makan ayam geprek, dan sebulan sekali mau makan sate.

Ya, aku ingat betul tentang apa-apa saja makanan kesukaan kekasihku. Wajar, sudah 4 tahun kita berpacaran dan hingga saat ini aku belum menemukan perempuan lain secantik dirinya.

Mungkin, tahun depan jika tak ada halangan yang berarti, kita akan segera menikah. Dalam sisa petualangan cinta ini, aku hanya tinggal menanti restu dari ayahnya Dilla. Satu tahun lalu, sudah kuungkapkan komitmenku. Dan, aku bersungguh-sungguh.

***

"Mang, saya pesan bakso granatnya 2 porsi, ya. Masing-masing dobel granat, tidak pake bawang daun dan pake mie putih saja!"

Lagi-lagi aku kembali terkejut. Tidak biasa-biasanya kekasihku  memesan bakso granat versi jumbo. Dobel granat, cukup terbayangkan olehku betapa laparnya kekasihku. Tapi, karena granat itu pedas, jangan-jangan dia sudah tak peduli lagi dengan lambungnya!

"Kamu yakin, Yank? Dobel granat ini loh, dobel pedasnya!"

"Yakin dong, Yank. Kan, kalo aku sudah kepedasan, ada manismu sebagai penawarnya!"

Aku tersentuh. Perasaanku, baru saja hatiku mekar semekar-mekarnya. Dan, saat itu aku juga mulai yakin bahwa kekasihku sudah pulih dari merajuknya. Perasaan Dilla sudah normal kembali, persis seperti waktu pertama kali kita makan bakso bersama.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun