Sebut saja seperti polemik PPDB di DKI Jakarta maupun daerah-daerah lainnya, jangan sampai terulang lagi di tahun depan. Ada pula tentang guru-guru honorer, fokuskan dulu kepada kejelasan karier mereka, jangan terlalu sibuk mengurusi guru penggerak.
Dan, yang paling menjadi prioritas adalah gelaran pembelajaran di tengah pandemi yang akan dimulai pada pertengahan Juli ini.
Bagaimana solusi untuk menghadirkan pembelajaran yang cukup efektif dan efesien, serta seperti apa target minimal pembelajaran semuanya perlu ada kejelasan.
Sejatinya kita selalu kagum dengan inovasi-inovasi digitalisasi dan tingginya harapan terhadap kemajuan pendidikan di negeri ini.
Hanya saja, kekaguman ini harus diikuti dengan tindakan yang nyata, gesit, tepat sasaran, serta bisa dirasakan terutama oleh pelaku pendidikan di lapangan. Jika tidak, ya, apalah jadinya harapan-harapan yang tinggi tadi. Bukannya digapai, ini malah menuai kritik.
Padahal, seperti ungkapan Direktur Eksekutif Indomedia Poll, David Krisna Alka, kepercayaan Pak Jokowi kepada Nadiem sangat tinggi ketika melantiknya menjadi Mendikbud. Sayangnya, kepercayaan itu belum sebanding dengan gebrakan-gebrakan yang telah dihadirkan.
"Tapi ya, kepercayaan tinggi Jokowi kepada Nadiem dan kepercayaan diri Nadiem yang tinggi itu tak sebanding atau setara dengan apa yang dirasakan dalam dunia pendidikan kita, terutama masa pandemi ini. Nadiem lebih banyak di belakang meja daripada ke lapangan."
Begitu pernyataan David Krisna Alka dalam webinar Indomedia Poll baru-baru ini. Jika kita kembalikan lagi kepada pernyataan Mas Nadiem bahwa pihaknya akan mempermanenkan PJJ setelah pandemi, maka semakin resahlah kita jadinya, rasa khawatir pun ikut membahana.
Bagaimana tidak, Mas Nadiem yang sejatinya menjalani proses pendidikan dasar hingga SMA berpindah-pindah dari Jakarta ke Singapura ini seperti kesusahan memetakan permasalahan pendidikan di bumi Pertiwi. Apakah ini gara-gara beliau lebih lama di luar negeri? Entahlah.
Yang jelas, di tengah panasnya isu reshuffle beberapa hari ini, perbaikan pendidikan harus tetap jalan dan Kemendikbud pun harus tetap bekerja sebagaimana yang ditekankan oleh Pak Jokowi. Yaitu, Extraordinary.
Terkait dengan PJJ yang rencananya akan dipermanenkan, sebaiknya agenda ini dibahas pada lain waktu saja. Kemendikbud dan Mas Nadiem perlu sering-sering keluar dari kantor kerja, jalan-jalan ke lapangan. Ya, kira-kira seperti blusukannya Pak Jokowi dulu.
Kalaupun kemudian ada tuntutan untuk kembali memberikan pernyataan publik, mengapa Mas Nadiem tidak berbicara tentang solusi PPDB saja. Atau, solusi PJJ bagi guru yang mengajar dari jauh tanpa adanya dukungan fasilitas.
Rasanya, pernyataan-pernyataan seperti itu lebih efektif untuk mendukung percepatan perbaikan pendidikan. Tentu saja harus diikuti aksi dan tindakan yang gesit.