Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mas Nadiem Mau Permanenkan PJJ? Sungguh Pernyataan Publik yang Meresahkan!

3 Juli 2020   16:59 Diperbarui: 3 Juli 2020   17:03 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata "permanen" di sini diambil dari tuangan analisis Kemendikbud yang menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi dalam kegiatan belajar-mengajar akan menjadi hal yang mendasar.

Darinya, sekolah-sekolah dapat mencoba sekaligus menerapkan beragam macam hybrid model atau school learning management system bersama para guru dan murid-murid. Okelah fix, kita cukup tersanjung dengan harapan yang wow ini. Tapi, rasanya hal ini cukup meresahkan.

Mengapa disebut meresahkan? 

Secara pribadi, penulis beranggapan bahwa pernyataan publik yang seperti itu tidak tepat untuk dikeluarkan di tengah pandemi dan menumpuknya masalah pendidikan seperti PPDB maupun kebutuhan akan kurikulum darurat.

Ada baiknya maksimalkan dulu fungsi sekolah dalam menggelar pembelajaran tatap muka. Foto: Ozy V. Alandika
Ada baiknya maksimalkan dulu fungsi sekolah dalam menggelar pembelajaran tatap muka. Foto: Ozy V. Alandika

Terang saja, selama ini dalam gelaran pembelajaran tatap muka di sekolah anak-anak masih disibukkan dengan kegiatan les, bimbel, hingga jenis tambahan belajar lainnya.

Dari sini, berarti ada perlu diperbaiki dari pembelajaran di sekolah. Orientasi kurikulum pembelajaran yang didasarkan atas kebutuhan siswa perlu dimunculkan dan diwujudkan. Bukan berarti anak-anak tak perlu les dan bimbel, melainkan untuk mematangkan fungsi sekolah.

Lihatnya bagaimana kondisi karakter generasi muda kita saat ini. Walaupun selama ini kita sudah terbiasa belajar tatap muka di sekolah--bahkan sampai full day school-- tetap saja belum mampu menjamin terpenuhinya nilai-nilai karakter yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Dan sementara ini, pembelajaran tatap muka sedang dipindahkan ke PJJ. Entah seperti apa kabar karakter siswa. Sejatinya pemantapan karakter anak saat PJJ mulai dibebankan kepada orang tua. Tapi, apakah semua orang tua sempat membagi fokusnya untuk sering-sering mendampingi?

Lagi-lagi kita sadar betul bahwasannya seorang menteri milenial bernama lengkap Nadiem Anwar Makarim tamatan Universitas Harvard ini adalah mantan pengusaha yang begitu dekat dengan digitalisasi dan teknologi, hanya saja masalah pendidikan kita tidaklah sesederhana aplikasi.

Maka dari itulah, tuangan harapan-harapan yang terlalu tinggi untuk pendidikan malah akan menghadirkan kekecewaan sekaligus keresahan karena sejatinya hampir mirip dengan angan-angan.

Bukannya kita pesimis akan kemajuan pendidikan, melainkan perlulah  sering-sering berkaca pada realita akan begitu kompleksnya masalah pendidikan kita. Berharap apapun tetaplah boleh, tapi  ada masalah-masalah prioritas yang sejatinya butuh perbaikan secara mendesak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun