Bagaimana ini, Mas Nadiem! Jika kendala-kendala pendidikan seperti yang disebutkan di atas tadi terus dibiarkan menyeruak dan bertumbuh-tumbuh tanpa ada solusi dalam waktu dekat, rasanya kereta Merdeka Belajar perlahan akan ngadat, bahkan berhenti di tengah jalan.
Lagi-lagi ini alamat bahaya. Sebenarnya maunya kita, walaupun suasananya masih pandemi, layanan pendidikan tetap bisa terus dimaksimalkan. Kendala-kendala belajar jarak jauh diatasi, masalah-masalah media ajar ditangani, dan para mahasiswa diberi solusi.
Sepertinya Mas Nadiem bersama Kemendikbud perlu lebih banyak berbicara dan menjalin komunikasi aktif terhadap seluruh stakeholder pendidikan. Bagusnya jalan-jalan, sih. Tapi karena situasinya tak memungkinkan, maka Mas Nadiem perlu diskusi dengan banyak pihak.
Mungkin Mas Nadiem tidak sempat dengar usul dari guru-guru di Indonesia. Apalagi seperti kami yang mengajar di daerah pelosok. Tapi, masih ada PGRI, ada IGI, ada FGII, FSGI, ada banyak pengamat pendidikan, dan ada pula Unicef Indonesia.
Saya yakin seutuhnya bahwa orang-orang pintar dan cerdas tidak hanya mereka yang bekerja di kantor Kemendikbud saja.
Sudah saatnya Mas Nadiem bersama Kemendikbud membuka ruang opini dan masukan-masukan dari berbagai pihak. Tapi, dengan kerelaan dan kelapangan hati tentunya. Plus, demi menata wajah pendidikan negeri ini agar lebih cerah.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H