Tapi, kalau hanya sekadar jalan-jalan ngosong agaknya cukup bosan, kan? Maka dari itulah kami kemudian menambahkan olahraga badminton alias bulu tangkis untuk memaksimalkan bunyi “kertak-kertuk” badan. Lagi-lagi tidak perlu jauh-jauh, hanya di halaman rumah saja.
Dulu saat masih SMP dan tinggal di pondok, saya sering diajak oleh ayah untuk bermain badminton, terutama pada sore hari sembari menunggu azan Maghrib.
Suasana dulu begitu menyenangkan. Di sudut langit sore terlihat gerombolan kelelawar yang mau pulang. Di jalanan depan rumah banyak tetangga yang baru pulang dari kebun. Tambah lagi dengan hembusan angin yang lembut, makin semangatlah saya lompat-lompat. Hehehe
Tidak kalah hebatnya, suasana hari ini juga sama menyenangkan. Keluarga kami sudah ramai. Saat ayah sedang sibuk, saya bisa bermain badminton secara bergantian dengan adik-adik. Bisa pagi hari seiring terbitnya matahari, dan bisa pula sore hari bersama lambaian matahari yang ingin terbenam kembali.
Walaupun selama ini kami bermain dengan raket seadanya dan tanpa menggunakan net, agaknya jika kita pandang dari sisi manfaat olahraga badminton masih sama saja. Baik tangan, kaki, maupun pinggang masih bisa menghasilkan bunyi “kertak-kertuk.” Manfaatnya?
Dari bermain badminton kita dapat meningkatkan kebugaran dan menurunkan berat badan, meningkatkan fungsi kognitif otak, menguatkan otot dan persendian tubuh, mengurangi stres, hingga mengurangi atau bahkan menghilangkan risiko terhadap sejumlah masalah kesehatan.
Kalau badan ini sudah dibiasakan untuk sering bergerak dengan cara berolahraga, agaknya kita tidak akan terlalu sering mendengar suara “kertak-kertuk” dari badan. Tulang-tulang tidak lagi kaku, otot-otot tidak mudah terkejut, dan yang terpenting kita bisa tetap sehat.
Tapi, menggerakan badan sekali-dua kali dalam seminggu agaknya tidaklah cukup. Untuk menjaga diri agar tetap sehat kita butuh konsistensi alias istiqomah dalam berolahraga. Tidak perlu “ngamuk” olahraga, tapi perlu rutin dan berpola.