Namun karena nuansa puasa hari ini bersatu-padu dengan kengerian pandemi, akhirnya kami mengawali "kertak-kertuk" badan alias olahraga di halaman rumah, sembari menatap matahari pagi tentunya.
Karena sudah kebiasaan menyaksikan anak-anak saya di SD berolahraga, akhirnya saya sudah sangat hafal dari mana harus memulai gerakan pemanasan. Dimulai dengan berdoa, gerakkan badan dari ujung kepala, tangan, pinggang, terus turun hingga kaki.
Kalau badan ini sudah sangat lama tidak diajak berolahraga, mungkin saat pemanasan banyak bunyi “kertak-kertuk.” Rasa-rasanya ada tulang-tulang yang berpindah tempat. Tapi! Semoga cuma perasaan semata kali, ya. Hihihi
Setelah badan ini berasa cukup panas, kami melanjutkan kegiatan olahraga dengan berjalan menyusuri gang bertebing di samping rumah. Di pagi hari, gang ini belum dilalui oleh warga maupun kendaraan. Bahkan sering pula kucing, ayam dan anjing berguling di tengah gang.
Sejatinya kami cukup beruntung bisa bertempat tinggal di area yang tinggi. Jika jalanan dirasa tidak aman untuk gerak-gerak badan, kami bisa memanfaatkan halaman dan gang di samping rumah yang cukup lapang.
Meski begitu, seberuntung-beruntungnya kami masih beruntunglah mereka yang suka jalan kaki. Terang saja, rutin berjalan kaki selama 30 menit sangat baik untuk kesehatan jantung kita.
Selain itu, kebiasaan jalan kaki juga mampu menurunkan berat badan, mencegah diabetes, mengurangi stres, mencegah osteoporosis, serta mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kegiatan jalannya mungkin sepele, tapi lihat khasiatnya. Amazing, bro!