Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Guru, Mulai dari Terpaksa, Menjalani, dan Betah

29 April 2020   21:45 Diperbarui: 29 April 2020   21:54 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya bersama murid-murid saat menjadi guru honorer di SMP. Dok. Ozy V. Alandika

Guru BTA, profesi ini terus berlanjut hingga detik-detik kelulusan SMA. Aku tetap mengajar, tapi saat itu pula aku mulai bimbang.

Aku begitu ingin daftar kuliah jurusan Matematika, tapi dikekang oleh orangtua. Katanya, mereka tidak punya cukup uang untuk menguliahkan aku di jurusan itu.

Terang saja, rumah kami di daerah Curup dan di sini hanya ada satu kampus negeri bernama STAIN Curup. Sayangnya di sana tidak ada jurusan Matematika. Yang ada hanya di Universitas Negeri Bengkulu (UNIB) yang berjarak 90 KM dari rumah.

Berarti harus indekos bukan? Nah, itulah problematika terbesar yang menyebabkanku tidak boleh daftar jurusan itu.

Beasiswa? Hmmm. Tahun 2012 informasi beasiswa begitu tabu. Entah karena di Curup informasi kurang update, atau malah aku yang kurang gesit mencari informasi.

Yang jelas, pikiran ini begitu terbelenggu karena masa depan mulai samar-samar. Sanak-saudara pula tidak memberikan solusi di saat kedua orangtuaku tetap kukuh dengan pendiriannya.

Sempat terbesit keinginan agar aku kuliah tahun depan saja, tapi pikiran itu langsung hilang karena kedua orangtua memintaku untuk kuliah di STAIN Curup saja. Karena pendaftaran buka bahkan menjelang tutup, aku segera mendatangi warnet.

Di jalan, pikiran ini berkecamuk. Hati dan otak seakan berteriak "aku harus pilih jurusan apa?"

Setelah sampai di warnet, aku mendapatkan wangsit tiga prioritas jurusan. Ketiganya aku urutkan sesuai dengan akreditasi.

Pertama PAI, lalu PGMI (PGSD), dan terakhir BK. Tanpa bernegosiasi panjang dengan monitor di warnet, aku langsung memilih jurusan PAI sebagai titik awal kelanjutan hidupku.

Hati ini seakan ikut-ikutan meyakini bahwa aku cocok mengambil jurusan PAI. Toh, aku selama ini sudah berpengalaman mengajar BTA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun