Sampailah di rakaat keenam tepatnya setelah salam. Lihat kanan, anak rapi. Lihat kiri, anak juga rapi. Saat seorang jamaah bertanya "siapa yang ribut tadi!", semua anak di masjid oper-operan kesalahan.
"Dia, Om lempar kopiah!"
"Si Anu, Mang. Ngajak gelut!"
"Itu Wak, abang itu pukul-pukul pakai sarung!"
Karena tak ada yang mau berterus-terang, maka imam hanya menasihati dan shalat kembali dilanjutkan. Lalu, apa yang akan terjadi? Anak-anak kembali menjalankan aksinya. Kadang pernah, anak-anak lempar kopiah hingga sampai ke saf pertama. Mengesalkan, bukan?
Kadang pula, ada anak-anak yang kurang kreatif saat perang sarung. Imam baru takbir di rakaat kelima misalnya, anak-anak sudah ribut. Akhirnya akan ada salah satu jamaah yang mengulang takbirnya dan memindahkan anak tadi ke saf depan. Hahaha, rasakan!
Begitulah kiranya secarik kisah tentang kebahagiaan saat shalat Tarawih. Anak-anak akan terus dinasihati, tapi terus pula mereka mengulanginya lagi. Tapi, tak mengapa. Penduduk masjid pasti bahagia karena anak-anak yang meramaikan itulah yang akan jadi pengganti mereka.
Harapannya, kisah ini bisa terulang kembali di ramadan kali ini. Semangat beribadah pasti membuncah, apalagi di tengah guyuran pandemi Covid-19. Ada kerinduan yang menggelora, tapi biarlah dulu kita luapkan di rumah. Semoga bencana mengerikan ini segera berlalu.
Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H