Toh, secara kuantitas manusia kita unggul, tinggal lagi mewujudkan kuantitas SDM yang mampu bersaing.
Begitu pula dengan kebijakan Merdeka Belajar jilid II alias Kampus Merdeka. Salah satu apresiasi datang dari Penulis buku dan Pemerhati Pendidikan, Doni Koesoema A.
Beliau menerangkan bahwa kebijakan baru Nadiem tentang Kampus Merdeka telah berbasis pendekatan pembelajaran kekinian dan coba diterapkan di perguruan tinggi.
"Artinya, selama mahasiswa kuliah, ia akan memiliki kesempatan mendalami bidang-bidang ilmu di luar pilihan prodinya (program studi) sebab memang saat ini tidak semua prodi memiliki struktur kurikulum yang memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa." Ujar beliau pada Selasa (29/01/2020).
Dari narasi ini, terlihat bahwa tujuan utama Mas Nadiem adalah mewujudkan pendidikan yang menyenangkan. Senang juga bagian dari merdeka yang berarti setiap peserta didik tidak terjajah oleh belenggu teori yang menyempitkan.
Terang saja semua orang akan menantinya. Menanti untuk segera merdeka, dan menanti untuk segera diajak jalan bersama menuju kemerdekaan belajar.
Kebijakan Nadiem: Hari ini Tinggal Kejelasan Arahnya Lagi
Atas kebijakannya, tak heran jika banyak penduduk bumi Indonesia yang menanti kejelasan. Mau dibawa ke mana pendidikan Indonesia ini, dan bagaimana kiat-kiat untuk segera bertranformasi.
Tentang kebijakan RPP satu lembar, misalnya, tidak sedikit guru yang gabruk menyikapi rencana kebijakan baru ini, termasuklah saya pribadi sebagai guru.
Bagaimana tidak senang, biasanya saya mencetak RPP hingga 30 lembar pada setiap bab, dan sebentar lagi hanya perlu mencetak 1 lembar pada setiap babnya. 30 berbanding 1, alangkah jauhnya pengiritan yang bisa semua guru dapatkan.
Hal ini kemudian juga memunculkan perbandingan-perbandingan yang tidak berkesudahan antara RPP lama dengan RPP baru.
Opini salah satu rekan guru saya misalnya, ia menyebutkan bahwa "RPP lama itu buang-buang kertas. Untuk apa mencantumkan kegiatan dan langkah-langkah pembelajaran hingga begitu panjang. Untuk apa juga mencantumkan materinya secara keseluruhan. Toh, daftar buku bacaan juga sudah tersedia!"
Masih banyak omelan lain, dan mungkin belum akan berkesudahan hingga nanti muncul RPP baru yang sudah sesuai standar.