Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sudah Dapat Jabatan Idaman? Jangan Nodai tapi Rawatlah

18 Januari 2020   17:01 Diperbarui: 18 Januari 2020   17:02 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah itu karena pimpinannya korupsi, terkena kasus narkoba, perselingkuhan, perkelahian di ruang kerja,  maupun dipetisikan untuk lepas jabatan semuanya akan berdampak pada pandangan publik dan hasutannya aneh-aneh.

"Ah, jadi kepala sekolah di instansi A ya? Awas nanti kena kasus seperti yang kemarin itu, loh!"
"Lah, sekarang dia jadi anggota dewan ya? Pasti banyak omzet tuh, tapi ya jangan korupsi lagi aja, sih!"
"Ah, instansi itu ya. Namanya aja bagus, visinya aja bagus. Tapi, isinya bejat-bejat semua!"

Padahal tidak semua, padahal yang salah etika hanya pimpinannya, padahal hanya untaian kisah lalu, dan padahal belum tentu terulang kembali. Tapi, namanya juga publik. Mereka juga tak kalah hebat menggoreng persepsi.

Jika jabatan idaman dan instansi terlanjur kebasahan dan ternodai, maka akan beratlah perjuangan seisi instansi untuk meningkatkan reputasi. Sebagai anak kunci, kiranya pimpinan instansi mesti menjaga jabatannya.

Rawatlah Jabatan Idaman

Jabatan adalah amanah, maka merawat jabatan sama halnya dengan merawat amanah. Kursi jabatan adalah tempat duduk untuk merawat amanah. Jabatan memang hanya sementara tapi amanah itu selamanya.

Nyatanya, orang yang amanah akan terus dipercaya meski ia sudah tak punya jabatan. Tapi, orang yang khianat walaupun ia sudah tak menjabat tetaplah terpandang sebagai orang yang khianat. Berat kiranya mengembalikan kepercayaan orang jika sudah terlanjur khianat. Makin dewasa orang, makin susah untuk melupakan.

Karena itulah jabatan idaman mestinya dirawat dengan sungguh-sungguh, terutama bagi mereka yang sedang menduduki kursi jabatan itu. Sang pemilik jabatan hari ini sejatinya bisa memaknai bahwa jabatan idaman hadir tidak melulu karena tingginya materi yang akan didapat.

Di dalamnya ada juga nilai-nilai metafisika yang merekat kuat dan memperindah jabatan itu. Orang mendambakan jadi kepala sekolah misalnya, bukan semata karena gaji melainkan ingin berkontribusi lebih dalam pendidikan.

Barangkali selama ini ketika mereka menjadi guru, mereka tidak punya wewenang lebih untuk mengembangkan sekolah dan juga mengembangkan dirinya. Orang-orang seperti inilah yang semestinya dicari yang juga ikut merawat jabatan.

Lagi, orang yang berhasrat jadi pemimpin perusahaan misalnya. Karena ia ingin perusahaan itu maju, ia selalu bekerja keras, disiplin, kreatif, memunculkan inovasi, hingga berusaha untuk selalu meningkatkan skill dan kinerjanya. Orang-orang seperti ini mestinya dirawat dengan baik oleh pimpinan.

Bayangkan jika saja setiap orang yang memiliki jabatan tertinggi bisa jadi Role Model bagi bawahannya. Pimpinan akan begitu dicintai, diteladani dan kesan instansinya juga positif. Jangan lupa dengan merek jabatannya, pasti akan mendapat reputasi yang baik pula.

Beda halnya jika jabatan idaman itu diduduki tanpa perawatan. Pimpinan yang terlalu banyak mengatur misalnya, agaknya bukan menghasilkan kinerja baik melainkan telah menghadirkan peperangan di ruang kerja yang terus berepisode.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun