Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dear Guru, Jangan Belenggu Pemikiran Siswa dengan "Kata Buku..."!

1 Desember 2019   14:27 Diperbarui: 2 Desember 2019   17:47 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika tampang gurunya mengerikan, siswa paling hanya sekadar mengangguk-angguk tanda paham. Paham, dan besoknya lupa. Besoknya lagi ingat, seminggu kemudian lupa. Ketika gurunya sudah marah-marah, siswa akhirnya memaksa diri untuk menghafal dan ingat. Tapi besoknya lupa lagi. Terus-menerus siklusnya tak berubah.

Belajar Hari Ini untuk Menemukan Gagasan, Bukan Menghafal Gagasan

Menimbang, memperhatikan, dan mengatasi terbelenggunya pemikiran siswa, agaknya terlebih dahulu pemikiran guru yang harus diluruskan. Dalam artian, jangan sampai guru malah terbelenggu dengan format dan materi dalam buku.

Bukan berarti harus menyeberang dari indikator pencapaian tujuan dan kompetensi dasar, melainkan berupaya untuk berpikir dalam lingkup yang luas serta mengajak siswa untuk keluar dari tempurung pemikiran buku. Tentu saja dengan tidak abai terhadap konsep.

Konsepnya penting, tujuannya penting, dan tingkat ketercapaiannya juga penting. Tapi penting-penting ini akan jadi tiada berguna jika nilai 100 dan 90 pada tes siswa hanya berlaku hari itu saja. Besok dan lusa dites lagi, mereka sudah tidak ingat. Nyatanya, kita guru tidak bisa menyalahkan siswa semata dan menggelarinya anak micin bukan?

Untuk itulah sangat penting bagi guru untuk melepas belenggu pemikiran siswa dengan membiarkan mereka berkomunikasi dan berpikir kritis. Tidak semata sekadar menghafal teori dan gagasan, tapi juga berusaha untuk menemukan gagasan baru.

Kiranya konsep 4C (Communication, Collaborative, Critical Thinking, and Creativity) dalam pembelajaran tidak akan maksimal jika Communication dan Critical Thinking siswa dibelenggu. Jika materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru sama sekali tidak mengundang siswa untuk berkomunikasi, artinya siswa tidak paham dengan apa yang disampaikan.

Dan jika materi yang disampaikan oleh guru tidak menghadirkan Critical Thinking pada siswa, bisa jadi siswa tidak mengerti dan terbelenggu pemikirannya untuk bisa mengkritisi materi dan mengaitkannya dengan kehidupan hari ini.

Menghadirkan gagasan siswa itu penting, karena dengan itulah pendekatan belajar 4C bisa terpenuhi. Bagaimana siswa bisa berkomunikasi jika memahami kata saja mereka berdenyut-denyut. Kolaborasi tanpa komunikasi, nanti tidak nyambung dan berakhir pada mandeknya pikiran kritis dan kreativitas siswa.

Keberadaan buku tetap penting sebagai dasar pijakan sekaligus penunjang gagasan. Hal ini juga bisa menjadi saran bagi para pembuat buku pelajaran agar merakit buku dengan kata-kata sederhana dan mudah dipahami.

Sesekali, bolehlah menganggap diri seakan-akan menjadi siswa agar bisa menilai sendiri bahwa siswa akan nyambung atau tidak, akan terpancing mengungkapkan gagasan atau tidak, akan perhatian atau tidak, serta akan mendapatkan makna atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun