Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jangan Lemah Hanya Karena Cerita Orang

25 September 2019   20:08 Diperbarui: 25 September 2019   21:16 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Lemah Karena Cerita Orang. Gambar dari Baruska. (www.pixabay.com)

Lihat saja mesin printer. Printer dengan kualitas pujian sehebat apapun jika dipaksa nge-print piagam 1 Rim sekaligus, maka catrigde-nya akan "sakratul maut" juga. Jikapun mampu, maka beberapa kali printer akan angin-anginan, merajuk, bahkan sering mengirim notifikasi "minta tolong" di layar PC kita.

Apalagi kita yang punya kadar hati, pikiran, dan perasaan naik turun. Jika itu soal mood, mungkin masih bisa dipaksa karena sudah deadline-nya. Tapi kalau sudah soal kualitas/kuantitas kerja, tetap tidak bisa melulu dibandingkan antara orang yang kerja cermat 1 bulan penuh dengan orang yang kerja cermat dengan 1 hari dalam ketetapan penyelesaian tugas 1 bulan.

Dengan selalu memacu diri di ujung garis finish, tentu hasilnya tak akan memuaskan. Darinya akan muncul beberapa kesalahan akibat dari sikap "buru-buru" dan meremehkan kerjaan. Akhirnya, kita malah menjadi lemah karena pujian, memakan pujian, dan terlalu baper dengan cerita-cerita orang tentang kebaikan kita.

Orang Lain Membesar-besarkan Kekurangan Kita

Ilustrasi cerita orang-orang. Gambar dari geralt. (www.pixabay.com)
Ilustrasi cerita orang-orang. Gambar dari geralt. (www.pixabay.com)
Jika  tadi adalah pujian, maka ini adalah kebalikannya. Seringkali kita mudah jatuh dan lemah karena cerita-cerita orang tentang kekurangan kita. Walau kita sendiri sadar bahwa setiap orang punya mata yang menilai kita dari dua sisi, dua arah, bahkan dua hati, tetap saja banyak dari mereka yang keterlaluan.

Hebatnya, kekurangan-kekurangan tersebut berhiaskan celaan, hinaan, dan fitnah. Lagi-lagi kita tidak tahu apakah mereka sengaja membesar-besarkan kekurangan kita, atau mereka memang sedari awal tidak senang dengan kita, atau malah mereka akan senang melihat kita jatuh.

Kita tidak bisa lupa dengan perumpamaan sebuah kesalahan yang mudah sekali menutup mata dan pikiran seseorang. Ibarat ada satu kertas putih bersih, namun ada satu kesalahan berupa titik hitam atau lubang hitam ditengah kertas tersebut. Sontak saja, semua mata akan tertuju pada titik atau lubang tadi.

Pikiran mereka yang menyempit seakan telah lupa dengan 99% kebaikan yang terpampang oleh putihnya kertas. Begitu pula dengan perbuatan kita. 99% kebaikan yang pernah kita lakukan kepada orang-orang akan sirna dengan 1% kesalahan. Memang tidak semua, tetapi kebanyakan orang-orang seperti itu.

Lantas, pikiran kita jangan pula sama sempitnya dengan orang-orang yang meluaskan kekurangan kita. Jika demikian adanya, berarti kita sudah terlemahkan. Padahal lagi-lagi kita tahu bahwa tidak semua yang orang-orang itu ceritakan adalah benar. Kita juga tahu itu adalah fitnah yang nyata.

Jika kita baper berlebihan dan termakan oleh sempitnya pikiran mereka, kita agaknya akan mulai kehilangan kontrol diri. Bahkan akan ada tamu lain yang datang dengan merusak gembok pintu hati kita. Apa itu? Ya. Pesimis.

Ini alamat bahaya. Jika sudah datang pesimis, akan datang pula rasa malas, jenuh, suntuk, gundah, galau, bahkan hilang motivasi. Pekerjaan dan tugas yang selama ini kita yakin bisa bernilai "Wow" bagi orang-orang malah berkuah ketidak-yakinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun