Dalam Tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa sebab turunnya Surah Al-Kaafiruun karena orang kafir Quraisy mengajak Nabi Muhammad untuk bersama-sama menyembah berhala selama satu tahun.Â
Dan sebagai gantinya, para kafir Quraisy akan mengikuti ajaran Islam selama satu tahun pula. (bersamadakwah.net). Ini dilakukan agar mereka bisa sama-sama mendapat kemaslahatan dari apa yang  mereka perbuat.
Dari sini jelas bahwa jika orang Islam ikut-ikutan menyembah berhala, berarti mereka tidak punya prinsip dalam beragama. Dan dalam hal ini, aqidah bukanlah hal yang bisa ditawar-tawar karena hakikatnya adalah menyembah hanya kepada Allah semata. Sekilas, memang ada sisi radikal disini. Namun lagi-lagi, ini adalah prinsip dan sesuai dalam konteksnya, yaitu keimanan dan penghambaan diri hanya kepada Allah.
Untuk persoalan suku, ras, agama, bahkan etnis, Islam begitu toleran. Tidak ada yang namanya penggolongan ras tertentu, etnis tertentu, warna kulit tertentu, dan bahkan jabatan tertentu. Tidak ada cerita bahwa orang Islam hanya toleran kepada sesamanya saja. Hal ini ditegaskan di dalam Al-Qur'an Surah Al-Hujurat ayat 13:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Dalil ini begitu menegaskan bahwa Islam itu toleran, Islam itu inklusif, dan Islam itu menjunjung tinggi multikultural. Mengapa? Karena hebatnya orang karena warna kulit, etnis, ras, bahkan suku tertentu tidak akan menjamin tingkat takwa.
Kenali Islam dari Nabinya
Aneh melihat orang Islam berpacaran?
Miris melihat para pemerkosa dan yang diancam kebiri banyak orang Islam?
Geram melihat para teroris teriak-teriak "jihad fisabilillah"?
Atau tidak percaya lagi dengan Islam karena banyak orang Islam rasis!
Baiklah, sejenak kita duduk, merenung, dan cari akar masalahnya hingga kita tahu siapa yang salah.
Dalam Al-Qur'an Surah Al-Ahzab ayat 21, Allah berfirman:Â "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."Â
Allah langsung menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah sosok teladan terbaik bagi umat manusia. Mulai dari perbuatan, perkataan, sikap, dan ketetapan beliau mesti kita teladani. Hadiahnya? Tentu saja surga.