Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa para Pengendara Begitu Emosional?

27 Agustus 2019   21:12 Diperbarui: 27 Agustus 2019   21:15 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan kita yang mau menyebrang saja ikut kena "asap". Walau sekedar mendengar teriakan "Wooi, Hoooi,", tapi jika tatapannya menjurus tajam ke kita bersama ciutan rem mendadak kendaraan mereka, tentu kita pun ikut kesal. Jelas saja, itu bukan sepenuhnya salah pejalan kaki. Karena pejalan kaki itu ibarat Tamu Agung yang harus dihormati.

Pengendara Capek

Kelelahan juga menjadi salah satu faktor mengapa para pengendara begitu emosional di jalan. Kadang, karena lelah justru menginginkan sebagian dari kita untuk lebih cepat sampai ke tempat tujuan atau ke rumah. Padahal bisa saja kita beristirahat dan minum kopi sejenak. Lagi-lagi banyak pula yang lebih memilih terus melanjutkan perjalanan agar bisa istirahat di rumah.

Hingganya, pengendara yang capek seakan memaksakan dirinya untuk fokus dan tetap fit dijalanan. Dan terang saja, pijakan pedal maupun putaran gas ingin di pacu lebih dalam, alias ngebut. Uniknya, pengendara yang sedang capek pun sangat emosional. Mungkin bukannya sengaja mereka ingin memaki, karena sejatinya mereka butuh istirahat. Hehe

Pengendara Mungkin Lapar

Ini adalah sebuah kemungkinan, dan benar-benar dapat menyebabkan para pengendara sangat emosional. Dari hellosehat.com, seseorang yang lapar mudah sekali marah, karena otak mereka kurang asupan glukosa. Glukosa adalah nutrisi utama otak. Ketika seseorang kekurangan glukosa, otak akan kekurangan energi, diri susah konsentrasi dan bekerja lambat sehingga membuat "keteledoran".

Karena "keteledoran" ini, para pengendara bahkan bisa tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan dan ucapkan. Lapar telah mengundang kecemasan dan kegelisahan untuk bertamu. Maka darinya, sebelum kita mencicipi jalanan aspal dengan berkendara sangat baik bagi kita untuk sarapan terlebih dahulu. Walau hanya sesuap nasi atau sepotong roti, sungguh itu sangat berarti bagi ketenangan pikiran dan hati kita.

Pengendara Sedang "Banyak Masalah"

Sama halnya dengan pekerjaan, para pengendara tidak selalu berkendara dengan senyum. Banyak pula pikiran yang ikut mereka bawa ke jalanan. Mulai dari ribut dengan istri, suami, konflik dengan tetangga, rusuh dengan rekan kerja, putus dengan pacar, hingga perasaan kesal karena tiap saat menghadiri pesta pernikahan teman seorang diri karena jomblo. Uppss

Karena banyak masalah, kita bisa jadi depresi, mudah cemas, bahkan kurang tidur. Benar saja, ini turut menganggu konsentrasi dalam berkendara. Supir-supir bus dan truk pun seperti itu. Karena lamanya mereka "melek", atau lama dalam mengantri di SPBU, mereka beberapa kali memaki kendaraan yang lebih kecil seperti mobil pribadi maupun motor. Terlebih lagi disertai dengan klakson yang sangat "mengejutkan" hingga kita sering tersentak dan kaget.

Sayangnya kita tak bisa berbalas marah, karena kendaraan mereka lebih besar dan senantiasa melaju dengan kecepatan tinggi. Upps, sabar, sabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun