Bagi En Sof, Erets adalah pertahanan terakhir mereka menghadapi kekuatan Samael yang kian besar.
Givor, yang kini memimpin kaum Erets, lebih diterima karena kharisma leluhurnya. Bagi En Sof, Givor tidaklah cukup dewasa dan cerdik dalam membangun kekuatan. Ia seperti singa yang mengaum-ngaum tanpa bisa menerkam siapapun. Ia tak punya taring apa-apa. Ia hanya berlindung di balik kebesaran Ha-Rav.
Itulah yang membuat Bina panik, tatkala ia mengetahui rancangan serangan kaum Nefilim ke Erets. Ia khawatir, kaum Erets tidak cukup kuat membendung kaum Nefilim.
Tetapi, kekhawatiran Bina tak sebanding dengan kekhawatiran Kether, sebab Kether justru menduga ada keterlibatan Samael di balik pergerakan kaum Nefilim ke selatan. Kether memilih untuk tidak mengutarakan kekhawatirannya itu pada Bina, tetapi ia berharap, Bina pun bisa membaca demikian.
Kether berharap Bina bisa segera bertemu dengan Khokhma, sebab hanya dengan menggabungkan kekuatan keduanya, mereka bisa membuka Enayim Yada, cermin yang bisa menunjukkan apapun yang mereka mau.
Hanya dengan cara itu, mereka bisa memastikan, apakah Samael menjadi otak di balik semua ini?
** Bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H