Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Membiasakan Don't Waste Food

5 Desember 2024   07:11 Diperbarui: 5 Desember 2024   17:17 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa jadinya jika di sebuah pesta pernikahan, banyak tamu undangan mengambil makanan sepiring penuh dan hanya memakan sedikit saja? Atau kegiatan berupa workshop di hotel dan peserta meninggalkan banyak sisa makanan di piring? Ke mana makanan sisa tersebut? Singkatnya menjadi sampah. 

Makanan yang sebenarnya sangat layak makan tetapi justru berakhir di tempat sampah. Sementara di berbagai tempat, banyak orang yang kelaparan atau kekurangan makanan. 

Menyisakan dan membuang makanan telah menjadi satu kebiasaan buruk warga di sejumlah tempat. Praktek buruk ini sering dijumpai di acara kawinan, syukuran, meeting, pelatihan dan rumah. 

Berdasarkan pengalaman saya di Pulau Jeju, Korea Selatan, menyisakan makanan dan membuangnya ke tempat sampah adalah satu hal yang langka terjadi. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, mereka sangat disiplin untuk menghabiskan makanan mereka dan tidak membuangnya ke tempat sampah. Karena membuang makanan ke tempat sampah sama dengan membuang uang ke tempat sampah. 

Makanan habis. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Makanan habis. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Produksi sampah dari sisa makanan ikut berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan dan sumber penyakit, apalagi jika sampah tersebut terbuang serampangan saja. 

Praktek baik intervensi terhadap sisa makanan kini telah dilakukan oleh salah satu hotel berbintang di Kota Makassar, Hotel Claro. Hotel yang ada di Jl. Pettarani ini aktif melakukan kampanye positif dengan tagline "Don't Waste Food." Tulisan ini ditempatkan di meja restoran hotel. 

Saya kira ini adalah langkah positif yang wajib dicontoh oleh pengusaha perhotelan lainnya, termasuk restoran, warung, cafe, perkantoran, penyelenggara hajatan, aktifitas sosial dan terutama membiasakan tidak membuang makanan dari lingkungan  rumah tangga. 

Volume makanan layak konsumsi yang terbuang dalam satu periode makan di hotel sangat besar, jika satu orang rata-rata menyisakan sepotong lauk dan dua sendok makan nasi dan jumlah orang yang makan mencapai 500 orang. 

Menghabiskan makanan yang diambil sendiri adalah sebuah karakter positif bagaimana menghargai makanan. Pembiasaan tak menyisakan makanan perlu digalakkan mulai dari lingkungan sekolah dan rumah tangga. Belum terlambat untuk memulainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun