Aksi nyata yang sama juga dilakukan siswa di lingkungan sekolah dan di dalam kelas mereka masing-masing.Â
Sebelum kembali ke rumah, siswa mengangkut semua sampah yang telah dipilah ke tempat pengumpulan sampah sekolah. Secara tidak langsung, ada simbiosis mutualisme antara kedisiplinan membuang dan memilah sampah dengan ketepatan pengelolaan sampah. Pemanfaatan waktu untuk memindahkan sampah dari lingkungan sekolah sangat singkat. Terhitung 42 kelas ditambah ruang guru, ruang kelas inklusif, ruang bimbingan, laboratorium dan ruang praktikum siswa setiap hari mengumpulkan sampah. Tak pernah terlihat sampah menumpuk di halaman sekolah. Semua sampah telah dipaketkan dalam kantong plastik menurut jenisnya. Keren kan!Â
Pelajaran berharga dari pengalaman saya mengajar di sekolah Korea Selatan ini adalah perlu ada pembiasaan sejak dini, mulai dari TK, SD, SMP dan seterusnya. Anak yang telah terbiasa disiplin membuang dan memilah sampah, ternyata membawa dampak baik ketika ia bertumbuh. Saya pun banyak mendapati siswa yang mengantongi sampah bungkus permen dan snack. Mereka baru mengeluarkannya ketika bertemu tempat sampah.
Ketika anak telah terbiasa, maka sekolah dan guru tak perlu repot teriak-teriak setiap hari memerintahkan siswa membuang sampah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H