Juventus harus menelan pil pahit usai kalah untuk pertama kalinya musim ini. Kekalahan perdana penguasa Serie A Liga Italia ini didapatkan dari VFB Stuttgart pada pertandingan ketiga babak penyisihan Liga Champions Eropa, Â Rabu dini hari WIB (23/10/2024). Makin menohok, Juventus menerima kekalahan perdana di kandang sendiri, Juventus Stadium.
Stuttgart membawa pulang 3 poin berharga dari Turin berkat gol semata wayang El Bilal Toure di menit ke-90+2.
Derita Juventus makin bertambah karena harus kehilangan bek Danilo yang menerima kartu merah.
Ada yang perlu digaris bawahi dari kekalahan perdana Juventus ini. Untuk pertama kalinya, pelatih Thiago Motta melakukan eksperimen pada skema permainan.
Motta dikenal dengan pakem 4-2-3-1 selama ini baik di pertandingan kompetisi domestik maupun 2 laga awal Liga Champions.Â
Pada laga melawan Stuttgart, ternyata Motta menerapkan sepakbola terbuka dan menyerang. Ia menerapkan pola 4-3-3. Skema yang belum pernah dicoba sebelumnya.Â
Penikmat bola, khususnya tifosi Juventus memang telah lama menantikan taktik sepakbola menyerang Thiago Motta di Juventus. Ini tentunya skema perjudian bagi Motta. Seperti dua sisi mata uang. Hasilnya tak bisa diprediksi.Â
Permasalahannya adalah Juventus sedang krisis pemain kunci. Mulai dari sektor belakang. Gleison Bremer harus istirahat panjang karena cedera. Nico Gonzalez di posisi gelandang serang juga masih cedera. Gelandang jangkar Teun Koopmeiners tak bisa tampil karena cedera tulang rusuk yang dialaminya ketika melawan Cagliari.
Memainkan dua bek sayap muda Juventus yang tampil bagus saat Juventus mengalahkan Lazio di liga, Nicola Savona dan Juan Cabal sedikit menjadi tambahan perjudian Motta.
Keduanya masih minim pengalaman pada laga prestisius sekelas kompetisi si kuping besar.
Motta juga sedikit mengejutkan karena tidak menurunkan bek Federico Gatti, bek sayap Andrea Cambiaso dan gelandang bertahan Manuel Locatelli.
Cambiaso sendiri dikenal bek yang rajin membangun serangan.Â
Di barisan gelandang memang ada masalah kreatifitas karena hanya Weston McKennie dan Nicolo Fagioli yang terbiasa bermain bersama. Kolektifitasnya dengan Khephren Thuram belum teruji sepenuhnya.
Alhasil, babak pertama, Juventus menjadi bulan-bulanan serangan Stuttgart. Hanya sekali upaya Juventus yang tercipta tanpa shoot on goal. Juventus seperti klub kasta kedua menjamu Stuttgart.Â
Bandingkan dengan Stuttgart yang mampu membuat 9 kali usaha dan 4 mengarah ke Mattia Perin di babak pertama. Penguasaan bola pun didominasi oleh klub yang pernah 3 kali juara Bundesliga.
Trio striker Francisco Conceicao, Dusan Vlahovic dan Kenan Yildiz tak bisa berbuat banyak. Conceicao dan  Yildiz yang biasanya meliuk-liuk dengan nyaman mengolah si kulit bundar terkesan mati kutu menghadapi para bek jangkung Stuttgart.Â
Artinya, memang skema 4-3-3 tak berfungsi dengan optimal. Pertahanan terbuka dan tumpul di depan.
Eksperimen Motta murni gagal total di babak pertama dan menghasilkan dampak buruk di babak kedua.
Secara kualitas, tim tamu asuhan Sebastian Hoeneb memang jauh di atas Juventus. Bahkan sebelum Danilo menerima kartu merah, Stuttgart sangat mendominasi serangan. 20 kali tembakan dan 9 mengarah tepat sasaran.Â
Khusus babak kedua, pelatih Stuttgart, Sebastian Hoeneb merespon rencana strategi Thiago Motta. Juventus sama sekali tak berdaya di babak pertama dengan hanya menghasilkan sekali usaha. Hoeneb sudah memastikan Motta akan tampil menyerang.
Konsep menyerang justru tetap dipertahankan Hoeneb. Permainan terbuka mulai terjadi. Hasilnya, memang kreatifitas Juventus meningkat.
Stuttgart mengejutkan Juventus pada menit ke-48 lewat gol Deniz Undav. Tetapi VAR menganulir gol tersebut karena Undav terlebih dulu melakukan handball.
Petaka kemudian mulai menerpa Juventus di menit ke-81. Danilo menerima kartu kuning. Hanya berselang 3 menit, kartu merah dikeluarkan wasit untuk bek tengah Brasil setelah tinjauan VAR. Kartu merah dan hadiah penalti untuk Stuttgart.Â
Juventus masih bernafas lega, Mattia Perin dengan gemilang menepis tendangan penalti gelandang asal Prancis, Enzo Millot.Â
Ketika Juventus telah bermain dengan 10 pemain, sebenarnya hanya menunggu waktu saja bagi Stuttgart untuk mencetak gol.
Rotasi Thiago Motta dengan menarik gelandang Khephren Thuram dan menggantikannya dengan bek muda Jonas Jakob Rouhi selanjutnya menjadi sinyal kekalahan Juventus. Bagaimanapun, Rouhi belum punya pengalaman matang di laga genting.Â
Hanya berselang 2 menit setelah Rouhi merumput, Stuttgart mencetak gol kemenangan lewat striker El Bilal Toure. Pemain pengganti Stuttgart ini memaksimalkan umpan Enzo Millot.
Sisa waktu 7 menit injury time tak mampu membuat Juventus menyamakan skor.
Kekalahan ini tentunya sangat menyesakkan bagi Juventus. Namun demikian, banyak pelajaran berharga yang didapatkan Thiago Motta.Â
Liga Champions berbeda dengan kompetisi domestik. Kesiapan mental pemain, strategi dan stok pemain sangat berpengaruh.Â
Tanpa mengkambing hitamkan kekurangan pemain Juventus karena bek handal Gleison Bremer absen lama karena cedera ditambah gelandang Nico Gonzalez dan Teun Koopmeiners yang juga masih cedera, kualitas permainan Juventus masih membutuhkan banyak pembenahan. Ini murni menjadi ujian karakter grinta Juventus.
La Vecchia Signora kini terlempar ke posisi 11 klasemen sementara dengan 6 poin. Adapun 3 poin kemenangan Stuttgart mengantarkan klub Bundesliga tersebut ke posisi 16 dengan koleksi 4 poin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI