Baju dan tas ransel saya sudah basah ditembus kabut yang bergantian dengan hujan rintik-rintik.
Ah... di mana puncak... masih jauh. Hingga pada akhirnya saya tiba di vegetasi terbuka pada ketinggian 1.700 meter. Hanya dihiasi pohon cemara.Â
Angin makin kuat berhembus. Kabut tebal mulai menyerbu kawah Baeknokdam di puncak. Pemandangan ini sangat luar biasa. Sejumlah pendaki bahkan berfoto ria pada beberapa tikungan menuju puncak.
Menjelang pukul 12:30, saya akhirnya menginjakkan kaki di Baeknokdam. Tak terasa, di tengah kenahagiaan, air mata saya menetes. Saya menangis bahagia tiba di puncak Gunung Hallasan, Baeknokdam, puncak Gunung tertinggi di Korea Selatan. 3,5 jam total waktu saya habiskan mendaki ke puncak.
Terima kasih Tuhan. Akhirnya, bisa mencapai mimpi pribadi bisa mendaki gunung. Ini adalah rekor pribadi saya. Kebanggaan yang luar biasa karena bisa menaklukkan gunung tertinggi Korea Selatan.
Saya adalah satu-satunya orang Indonesia di puncak, dari ratusan pendaki yang silih berganti antri dengan tertib mengambil dokumentasi di dua tugu puncak Baeknokdam.
Beberapa pendaki lokal Korea menyebut nama Indonesia ketika melihat ada bendera Merah Putih di baju saya.Â
"That's Indonesia."
Saya merasa bangga. Saya bisa dikenal sebagai orang Indonesia. Sekali lagi, saya bangga sebagai warga Indonesia yang tiba di puncak Gunung Hallasan.Â
Di tengah antrian mengambil dokumentasi, saya sempat berbincang dengan dua pengusaha kapal laut asal Korea. Keduanya mengatakan bahwa sering ke Indonesia, khususnya Jakarta, Bali dan Lombok mengantar barang.