Siapapun yang menjabat posisi menteri pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang selama ini masih sering disoroti karena implementasi Kurikulum Merdeka, perlu meningkatkan kualitas pondasi Kurikulum Nasional yang telah ada, bukan menggantinya.Â
Sosok yang paham seluk-beluk pendidikan wajib ada di posisi ini. Sebisa mungkin, posisi Mendikbudristek (Kalau tidak dipecah lagi) diisi oleh sosok profesional, bukan dari perwakilan partai pendukung.
Lalu, di posisi Menteri Olahraga. Prestasi tak kunjung membaik karena mereka yang menjabat silih berganti bukan sosok yang paham olahraga itu sendiri. Jabatan menteri ini sekiranya dari kalangan profesional juga.
Pembinaan atlet harus selaras dengan Kurikulum Nasional. Sehingga ada pembinaan secara berjenjang sejak dari tingkat sekolah.
Demikian pula dengan dukungan ketersediaan sarana dan prasarana sekolah. Kemendikbudristek dan Kemenpora wajib bersinergi.Â
Majunya prestasi di bidang olahraga, tak bisa instant. Perlu didukung ketersediaan sarana pendukung di sekolah.
Toleransi antar umat beragama di Indonesia saya kira masih menjadi poin penting yang wajib ditindaklanjuti oleh pemerintahan Prabowo-Gibran. Seperti diketahui bahwa selama pemerintahan presiden Jokowi 2 periode, masalah toleransi ini masih belum sepenuhnya membaik.Â
Pembubaran ibadah, pengusiran dan penutupan paksa rumah ibadah terhadap kelompok minoritas masih sering terjadi. Aksi pembunuhan secara sadis kepada kaum minoritas di Poso, misalnya.
FKUB memang telah terbentuk hingga ke tingkat daerah, tetapi sejauh ini implementasi perannya belum maksimal. Dampak siginifikan hingga ke kelompok terkecil masih bias.
Besar harapan bahwa setelah kehadiran Paus Fransiskus pada bulan September 2024 yang lalu di Indonesia, pemerintahan baru benar-benar menjamin kedamaian antar umat beragama di Indonesia. Sehingga, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang selalu digaungkan tak terluka lagi.