Satu lagi, warga memarkir kendaraannya dengan sangat tertib. Tak ada tumpukan kendaraan, meskipun di lorong sekalipun. Pertemuan mobil di lorong yang sempit pun, tak menimbulkan kesalahpahaman. Saling pengertian satu sama lain.
Apakah ada perokok di Kota Jeju? Ya, ada. Tetapi mereka disiplin mematuhi aturan bahwa dilarang merokok dalam ruangan dan fasilitas publik.Â
Para perokok menghabiskan sebatang dua batang rokoknya di ruang terbuka. Misalnya di pinggir jalan, di taman atau di tempat-tempat khusus yang memang disediakan buat mengepulkan asap dari mulut.
Semakin jauh menjelajahi sudut Kota Jeju dan Pulau Jeju, saya semakin mengerti alasan para pelancong menjadikan wilayah di bagian selatan Korea Selatan ini sebagai tujuan perjalanan. Bukan hanya karena keindahan pantai, pesona alam pegunungan dan kehidupan kota di malam hari.
Kota Jeju lebih dari pada itu. Kehidupan di sini mengajarkan bagaimana menghargai hidup, sesama, waktu dan kesehatan. Kolaborasi dari keempat elemen inilah yang mendorong tenteramnya menjalani hidup di Kota Jeju dan Pulau Jeju secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H