Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kembalinya Karakter Grinta Juventus

4 Oktober 2024   06:46 Diperbarui: 4 Oktober 2024   07:39 3117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi klasik Dusan Vlahovic usai mencetak gol keduanya ke gawang RB Leipzig. (Sumber: @juventusfces)

Hanya berselang 3 menit setelah gol Sesko, Dusan Vlahovic berhasil menyamakan skor. Kali ini kontribusi pergerakan penyerang mungil Francisco Conceicao yang memberikan umpan kepada stiker Serbia. Vlahovic menceploskan bola dengan tendangan melengkung kaki kiri dari luar kotak penalti. Skor 2-2 pada menit ke-68.

Pada kondisi skor imbang, pelatih Thiago Motta tetap meminta Gatti dkk untuk terus menguasai bola dan menekan lawan. Memang, terbukti, tak terlihat sama sekali bahwa hanya ada 10 pemain Juventus. Mereka sanggup menguasai pertandingan dan tetap membuka peluang ke pertahanan RB Leipzig. 

Adapun pelatih tuan rumah, Marco Rose lambat merespon strategi menyerang Motta. Pada situasi imbang 2-2, Rose bukannya tampil lebih menyerang. Ia hanya sekali mengganti pemainnya, yakni pergantian sesama gelandang, Amadou Haidara digantikan Antonio Musa.

Francisco Conceicao usai cetak gol kemenangan Juventus atas tuan rumah RB Leipzig. (Sumber: Diolah dari @B24PT)
Francisco Conceicao usai cetak gol kemenangan Juventus atas tuan rumah RB Leipzig. (Sumber: Diolah dari @B24PT)

Hingga akhirnya, semangat grinta Juventus benar-benar membuat publik Red Bull Arena Leipzig terdiam. Francisco Conceicao sukses merobek gawang Peter Gulacsi pada menit ke-82. 

Khusus untuk gol kemenangan Juventus ini, semangat grinta benar-benar menyulut pemain. Berawal dari serangan Leipzig yang dipatahkan Weston McKennie di depan garis pertahanan Juventus. Bola langsung disambut Pierre Kalulu yang kali ini bergerak menggiring bola hingga di depan kotak penalti Leipzig. Kalulu meneruskan bola kepada Nicolo Fagioli yang berdiri bebas tanpa kawalan.

Selanjutnya dalam dua sentuhan, Fagioli meneruskan bola ke Francisco Conceicao.

Putra dari eks gelandang timnas Portugal, Sergio Conceicao kemudian mengontrol bola dengan santai, meliuk-liuk sebentar dan melewati hadangan tiga pemain Leipzig sebelum menaklukkan Gulacsi dengan tendangan kaki kirinya. Skor 2-3 untuk keunggulan Juventus.

Kubu tuan rumah pun seolah panik. Barulah Marco Rose memasukkan para pemain bertipe menyerang, seperti Yussuf Poulsen, Arthur Vermeeren dan Andre Silva. Namun, sudah terlambat. Koordinasi permainan dan penguasaan bola Juventus terlanjur mapan. Hanya dengan 10 pemain, Juventus bisa menguasai bola hingga 56% hingga menit akhir injury time babak kedua. Lagi-lagi, situasi yang jarang sekali terjadi di Juventus selama ini. 

Semangat grinta Mattia Perin pada penampilan ke-50 berseragam Juventus. (Sumber: @juventusfces)
Semangat grinta Mattia Perin pada penampilan ke-50 berseragam Juventus. (Sumber: @juventusfces)

Tangisan pemain belia Francisco Conceicao usai peluit panjang dan pada perayaan kemenangan bersama sesama pemain dan official menandakan akan pentingnya semangat membara menjalani sebuah laga yang sulit di tengah keterbatasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun