Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Solusi Macet di Indonesia Bisa Adopsi Metode Korea Selatan

18 September 2024   09:00 Diperbarui: 18 September 2024   14:31 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada sisi lain, tentu perlu ada kesediaan warga untuk mulai meninggalkan pemakaian kendaraan pribadi, secara khusus motor. Di Korea Selatan, jarang sekali saya temui warga yang menggunakan sepeda motor untuk fasilitas kebutuhan pribadi. Motor justru hanya dimanfaatkan sebagai fasilitas mengantar paket kiriman. 

Bus yang beroperasi di kota Jeju, misalnya, dilengkapi tulisan jalur trayeknya. Setiap bus memiliki nomor digital. Nomor tersebut merujuk pada arah trayek yang telah ditentukan. Setiap 5 menit, bus akan lewat di halte-halte bus. Ada penumpang turun atau naik, bus tetap berhenti.

Mobil Ramah Lingkungan

Eco bus atau electric bus mendominasi angkutan umum di Korea Selatan. Jadi, bahan bakar bukan solar lagi. Demikian pula dengan kendaraan pribadi. 

Sebagian besar sudah bermigrasi ke hybrid dan listrik. Inilah salah satu penyumbang tidak adanya kemacetan di SPBU Korea Selatan. Polusi udara pun terjaga. Sehingga ketika jalan kaki, warga tidak ngos-ngosan.

Pemerintah Indonesia mungkin belum waktunya menerapkan pembatasan operasional kendaraan lawas dan berbahan bakar solar karena masih sangat dibutuhkan di wilayah pinggiran, tetapi pemanfaatan bus sebagai alternatif transportasi wajib digalakkan dan diterapkan secara masif, bukan hanya menjadi trending topik oleh para politikus di arena pilkada. 

Jika di tanah air hari libur jalanan macetnya luar biasa, di kota Jeju, jalanan justru lengang dan biasa saja. Warga memang berbondong-bondong ke tempat wisata, kuburan keluarga dan pusat perbelanjaan, tetapi jalanan justru banyak yang lengang dari kendaraan pribadi. Ini adalah dampak dari dimaksimalkannya bus sebagai angkutan umum. Ditambah budaya jalan kaki.

Tarif Bus Murah dan Transparan serta Menggunakan E-Money

Pemanfaatan bus sebagai angkutan umum wajib menerapkan tarif murah dan transparan. Contoh praktik baik ini sudah diterapkan pada moda transportasi massal di Jakarta, baik MRT, Transjakarta dan sejenisnya. Di kota Makassar, Sulawesi Selatan, tarif murah ini juga sudah diterapkan di bus Trans Mamminasata.

Hanya saja, warga Makassar masih jarang yang memanfaatkan bus umum murah tersebut. Intinya, tarif jarak jauh dan dekat sama dalam rute yang telah ditentukan untuk bus.

Kemudian, warga mulai dibiasakan menggunakan e-money. Tidak semua daerah akan mampu menerapkannya sekaligus. Tetapi bisa dimulai dari semua ibu kota provinsi dan daerah khusus. Bahkan akan lebih mudah berdampak lagi jika ada pemerintah kota/kabupaten yang bersedia mengambil terobosan dan memberlakukannya.

Salah satu jalan utama kota Jeju yang tidak pernah macet. (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Salah satu jalan utama kota Jeju yang tidak pernah macet. (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Jalur Pejalan Kaki yang Lebar dan Ramah

Jalur pejalan kaki yang lebar dan ramah masyarakat, sangat diperhatikan oleh pemerintah Korea Selatan. Akses pedestrian menyediakan jalur khusus buat disabilitas. Termasuk di crosswalk dan halte bus hingga semua tempat perbelanjaan, restoran, sekolah, perkantoran, apartemen dan hotel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun