Setelah berjalan kaki hampir 2 jam dari parkiran utama, akhirnya saya bisa mencapai puncak Gwangi Oreum. Saya terharu. Ini adalah puncak gunung pertama yang tepatnya disebut bukit karena hanya memiliki ketinggian 296,7 meter di atas permukaan laut. Saya tetap bangga atas pencapaian tersebut karena untuk pertama kalinya bisa muncak sepanjang hidup saya.Â
Ternyata bukan di negeri sendiri saya bisa mendaki gunung. Pulau Jeju, Gwangi Oreum dalam kompleks Halla Arboretuml yang memberikan sejarah itu kepada saya.Â
Sebagai tanda sejarah, saya kibarkan bendera merah putih mini yang saya bawa dengan latar belakang kota Jeju dan gedung tertinggi di pulau Jeju, Grand Hyatt Tower. Indonesia, Merah Putih dan orang Toraja kini telah menginjakkan kaki di puncak salah satu bukit vulkanis di Pulau Jeju, Gwangi Oreum.Â
Setelah puas mengabadikan momen di puncak Gwangi Oreum, saya kembali turun melalui jalur trekking sebelah utara. Sedikit memutar, tetapi sangat menawan. Dalam perjalanan turun ini, saya mengamati bagaimana pengelola Halla Arboretum sangat menghargai setiap tanaman. Semua jenis rumput, bunga, tumbuhan semak, dan pohon dipelihara dengan seksama.Â
Di perjalanan saya juga menjumpai ilalang. Tumbuh dengan subur.
Sayang sekali, karena masuk musim gugur, taman bunga yang terkenal di Halla Arboretum belum bisa menampakkan keindahan bunga khas pulau Jeju. Bunga baru mekar di musim semi pada bulan Maret.
Pada satu tempat terbuka, saya mendapati satu lapangan yang dengan rumput khas stadion. Ukurannya sekitar 60x60 meter.Â
Ada juga lintasan lari dan jogging yang mana lintasannya setara dengan kualitas stadion atletik. Saya beraktifitas lari kecil di lintasan ini selama beberapa saat.Â
Sejuknya udara, hutan Halla Arboretum yang padat serta siulan burung-burung seolah meminta saya untuk tidak pulang.