Tanaman bambu adalah yang paling saya cari ketika tiba di kota Jeju. Saya sempat bertanya kepada mentor teacher terkait adanya bambu ini. Jawaban yang saya terima tidak. Tetapi, salah satu bagian paling menakjubkan dalam Halla Arboretum adalah hutan bambu. Ribuan pohon bambu berdiri rapi dan batang lurus menjulang ke langit.
Di sinilah kali pertama saya menemukan rumpun bambu yang sebenarnya di kota Jeju. Benar-benar bambu dan bukan jenis bambu untuk tanaman hias.Â
Di tengah rumpun pohon bambu, yang jika diukur tumbuh subur dalam area 100 x 50 meter tersebut, dibuat jalur pejalan kaki yang sangat indah. Terbuat dari kayu keras dan pijakan kaki tidak licin. Tali-tali panjang sebagai pegangan tertanam langsung pada tiang-tiang pancang jalur pedestrian.Â
Berjalan di tengah rumpun bambu yang tenang, sejuk dan bahkan tidak ada nyamuk sama sekali, membuat saya enggan meninggalkan tempat ini. Beberapa foto dan video pendek saya abadikan. Sangat instagrammable.Â
Keunikan lain dari hutan mini rumpun bambu di Halla Arboretrum adalah semua bambu dipelihara dan dirawat dengan sangat detail. Tidak nampak sama sekali adanya penebangan liar. Saya sendiri masih keheranan, kok tak ada batang bambu yang bengkok. Semuanya lurus seperti tiang listrik.Â
Saya tak sempat menghitung, berapa puluh jenis taman bunga, hutan, kolam kecil berbatu, kompleks bebatuan, yang sudah saya jelajahi dalam kompleks Halla Arboretum ini. Satu hal yang saya cari adalah jalur menuju puncak. Menurut informasi pada map, terdapat lima jalur trekking yang bisa dilalui untuk tiba di puncak Gwangi Oreum. Saya memilih jalur tradisional yang langsung lurus ke puncak dengan jalur sedikit menukik.
Tak terlalu sulit untuk melangkah di jalur pendakian ke puncak. Jalur telah dibuat senyaman mungkin bagi pengunjung. Terbuat dari bekas tali kapal yang dinyam dan dibuatkan anak tangga dari tali pula membuat perjalanan semakin mudah dan nyaman. Rasa capek dan ngos-ngosan tetap ada. Ada tali untuk berpegang saat lelah untuk rehat sejenak.
Beberapa orang warga Jeju ikut menemani ke puncak Gwangi Oreum. Kabut tebal, hujan rintik-rintik, suara khas penghuni hutan dan lebatnya pohon pinus menemani perjalanan hingga ke puncak.Â
Sekitar 150 meter menjelang puncak  Gwagi Oreum, terdapat satu pos untuk beristirahat. Di pos ini, ada beberapa buah fasilitas fitness. Wah...fitness sambil uji fisik di jalur trekking.