International Day of Clean Air for Blue Skies diperingati setiap tanggal 7 September. Salah satu hari istimewa tentang pelestarian lingkungan ini ditetapkan pada tanggal 26 November 2019 oleh Majelis Umum PBB lewat sebuah resolusi Komite Kedua Sidang Umum PBB ke-74.Â
Sejumlah alasan menyertai penetapan tanggal 7 September sebagai International Day of Clean Air for Blue Skies, yakni:
- Meningkatnya kesadaran global akan pentingnya udara bersih dan dampak buruk polusi udara terhadap kesadaran manusia dan lingkungan.
- Menjadi momentum untuk mendorong upaya lebih lanjut dalam meningkatkan kualitas udara di seluruh dunia.
- Menunjukkan adanya hubungan erat antara kualitas udara dengan tantangan lingkungan dan pembangunan lainnya, seperti perubahan iklim.
Adapun tujuan dari penetapan 7 September sebagai International Day of Clean Air for Blue Skies, antara lain:
- Meningkatkan kesadaran masyarakat di semua tingkatan tentang pentingnya udara bersih.
- Mendorong dan memfasilitasi tindakan untuk meningkatkan kualitas udara dan mengurangi polusi udara.
- Melindungi kesehatan manusia dari dampk buruk polusi udara.
- Melestarikan lingkungan dan menciptakan ekosistem yang sehat.
Terkait dengan International Day of Clean Air for Blue Skies ini, maka setiap individu dapat berkontribusi dan terlibat dalam menjaga kualitas udara dengan cara:
- Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, yakni lebih sering menggunakan moda transportasi umum, bersepeda atau berjalan kaki.
- Menghemat energi, misalnya dengan mematikan lampu dan peralatan elektronik yang tidak digunakan serta memanfaatkan peralatan yang hemat energi.
- Mendukung energi bersih melalui penggunaan energi terbarukan seperti pemakaian tenaga surya dan tenaga angin.
- Mengurangi produksi sampah dan melakukan daur ulang.
- Menanam pohon untuk membantu menyerap polutan udara.
Kolaborasi dan kerja sama adalah kata kunci untuk mewujudkan upaya mulia ini. Semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi terkait hingga tingkatan terkecil di dalam masyarakat sangat dibutuhkan agar tercipta sistem kontrol yang berkesinambungan terhadap pengambilan dan implementasi setiap kebijakan, terutama kebijakan terkait kontribusi terhadap upaya menjaga kualitas udara.
Praktik Baik Warga Pulau Jeju, Korea Selatan
Dalam upaya mendukung International Day of Clean Air for Blue Skies demi terciptanya kualitas udara yang baik, saya dapat menyimpulkan bahwa warga di Pulau Jeju, khususnya di kota Jeju, Korea Selatan telah melakukan kontribusi positif. Hal ini dapat saya buktikan setelah tinggal satu minggu di kota berpenduduk kurang lebih 670.000 jiwa ini.
Mengurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi
Kendaraan yang melintas di kota Jeju pada umumnya terbagi atas empat jenis, yakni bus, taksi, mobil pribadi, truk dan motor. Namun, kendaraan yang memadati jalanan adalah kendaraan tipe ramah lingkungan. Kendaraan tua dan berbahan bakar solar telah mulai dimusnahkan dan diganti dengan kendaraan listrik dan hybrid.
Tak ada warga Jeju yang menggunakan sepeda motor sebagai kendaraan pribadi untuk beraktifitas. Sepeda motor hanya ditemui sebagai moda pengantar barang dan pesanan makanan. Sehingga sepeda motor ini hanya beberapa saja yang melintas setiap hari.Â
Budaya jalan kaki lebih mendominasi aktifitas warga Jeju. Tidak mengherankan jika jalanan kota Jeju akan banyak diwarnai pejalan kaki dari segala usia. Selain jalan kaki, bersepeda adalah alternatif lain warga Jeju. Sepeda banyak tersedia di kota Jeju. Warga bisa memanfaatkannya dengan sistem sewa. Cara sewanya menggunakan e-money.