Para pemain Leverkusen, baik starting elemen maupun pengganti sama-sama bermain kolektif. Mereka saling memahami dan tampil tanpa beban. Baik pemain inti maupun pengganti, di bawah Xabi Alonso, visi permainannya sama.
Permainan kolektif Alonso bisa disaksikan dengan jelas pada laga penentuan gelar juara melawan Werder Bremen. Alur bola dari kedua sayap Leverkusen sangat aktif dan efektif. Umpan silang ke pertahanan Bremen dari sayap kanan oleh Nathan Tella berbuah penalti. Jonas Hofmann yang dituju umpan Tella dilanggar. Umpan silang Tella sendiri sangat tepat ke rekannya.
Gol spektakuler Granit Xhaka pada menit ke-60 tercipta dengan proses yang kolektif. Victor Boniface yang nota bene adalah striker tunggal justru bermain agak ke tengah. Umpannya kepada Granit Xhaka yang berdiri bebas sekitar 3 meter dari luar kotak penalti, langsung disambut dengan tendangan first time melengkung yang menembus gawang Bremen.
Lalu, gol dari Florian Wirtz di menit ke-68 di tempat yang sama ketika Xhaka mencetak gol juga spektakuler. Kali ini gelandang Robert Andrich yang membuka peluang. Umpan dari jarak dekat kepada Wirtz yang berposisi sebagai gelandang, dikonversi menjadi gol indah lewat sepakan jarak jauh. Wirtz baru masuk di babak kedua menggantikan Amine Adli.Â
Kontribusi pemain pengganti, Exequiel Palacios kembali berbuah gol kedua buat Wirtz. Umpan lambungnya sukses dibuat gol oleh Wirtz yang lolos dari jebakan offside.
Terakhir, bek Alex Grimaldo yang baru masuk lapangan pada menit ke-77 menggantikan gelandang Piero Hincapie, juga menjadi penumpang buat hattrick Florian Wirtz pada menit ke-90.
Masterclass Xabi Alonso! Kecerdasan eks bintang Liverpool, Real Madrid dan Bayern Munich ini sangat jelas terlihat dari permainan, pilihan strategi dan keputusan rotasi pemain.Â
Selamat Bayer Leverkusen. Deutscher Meister 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H