Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Perjuangan KPPS Tembus Pagi Rekapitulasi Suara Pemilu Serentak 2024

15 Februari 2024   05:15 Diperbarui: 16 Februari 2024   07:50 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para KPPS yang masih bertugas di TPS melakukan rekapitulasi suara. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Penghitungan atau rekapitulasi suara Pemilu serentak 2024 ternyata berlangsung hingga subuh dan bahkan pagi hari. Beragam penyebab menjadi pemicu panjangnya durasi rekapitulasi suara Pemilu yang mengharuskan petugas KPPS dan Pengawas TPS duduk manis hingga pagi hari tanggal 15 Februari 2024 untuk menuntaskan rekapitulasi suara. 

Jumlah 5 surat suara yang harus dituntaskan rekapitulasinya mulai dari surat suara presiden, DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten tentunya mempengaruhi durasi waktu. Akan tetapi, molornya waktu bukan hanya karena volume kertas suara.

Strategi KPPS dalam memanggil pemilih masuk ke TPS juga menuai banyak kritik dari warga. Pemeriksaan surat panggilan dicocokkan dengan KTP elektronik sudah menghabiskan waktu bermenit-menit. Hal inilah yang membuat bilik suara lama kosong. 

Lalu, kertas suara DPRD dan DPR yang tidak memuat foto terlihat menyulitkan banyak pemilih, khususnya pemilih lansia dan mereka yang tidak fasih membaca. 

Pemicu lainnya adalah pelayanan terhadap DPTb yang menggunakan KTP yang dilayani pada pukul 12:00 hingga pukul 13.00. 

Di sejumlah TPS yang ada di Kecamatan Gandangbatu Sillanan, sempat terindikasi keanehan karena beberapa pemilih DPTb justru berbondong-bondong ke TPS yang tidak sesuai dengan alamat KTP mereka. Hal ini menyebabkan terjadinya penundaan pencoblosan yang turut mempengaruhi durasi waktu.

Hasil pantuan dari sekretariat Panwaslu Kecamatan Gandangbatu Sillanan menunjukkan bahwa proses penghitungan dan rekapitulasi Pemilu 2024 ini masih membutuhkan kerja keras di lapangan.

Misalnya, TPS 004 Lembang/Desa Pemanukan dan TPS 003 Lembang Garassik yang masih berjuang menuntaskan rekapitulasi suara tingkat DPRD Kabupaten hingga Kamis (15/02) pukul 9 pagi ini. Khusus di TPS 003 Lembang Garassik, proses rekapitulasi dipindahkan ke rumah salah satu anggota KPPS karena hujan lebat yang melanda semalam. 

Rata-rata TPS di Kecamatan Gandangbatu Sillanan menyelesaikan proses rekapitulasi dan pengantaran logistik ke PPK pada pukul tiga subuh. Perjalanan pengawasan dan pemantauan semalam didapati KPPS yang memilih tidur sejenak di sela-sela rekapitulasi suara. Karena capek dan mengantuk, petugas KPPS pun ada yang memilih tidur sejenak di TPS.

Anggota KPPS yang istirahat tidur di TPS. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Anggota KPPS yang istirahat tidur di TPS. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Ketika saya masuk kerja lagi untuk mengajar di sekolah pagi ini, saya juga mendapati satu TPS yang ada di sekolah masih sementara merampungkan proses rekapitulasi suara DPRD kabupaten. Di sana hanya tersisa KPPS dan Pengawad TPS. Saksi parpol dan petugas lain sudah tidak ada. Artinya, memang proses rekapitulasi di TPS memang tembus pagi.

Wajah dengan mata sayu tetapi masih senyum menyambut saya. Lelah, letih dan ngantuk sudah pasti menyelimuti para penyelenggara. Mereka butuh kopi hanya dan gorengan pagi ini di TPS, tetapi wajib pula memburu waktu menyelesaikan tanggung jawab.

TPS di sekolah tempat saya mengajar masih menghitung suara. Sumber: dok. pribadi
TPS di sekolah tempat saya mengajar masih menghitung suara. Sumber: dok. pribadi

Saya sempat bertanya kepada salah satu anggota KPPS. Ia menuturkan bahwa sempat terjadi penundaan penghitungan suara hingga 6 jam.

Penyebabnya adalah sejumlah kertas suara dibawa ke sebuah lembaga pemasyarakatan yang membuat terjadi sedikit kendala dalam hal pencocokan jumlah kertas suara.

Di TPS ini, penghitungan suara baru dimulai setelah magrib. Oleh karena kejadian, kegiatan rekapitulasi suara pun masih berlangsung hingga pukul 9 pagi ini. 

Kejadian lain yang membuat rekapitulasi berlangsung hingga pagi hari adalah seringnya terjadi selisih jumlah antara kertas suara dengan suara sah dan tidak sah yang terhitung. Sehingga membuat KPPS harus menghitung ulang. 

Suasana rekapitulasi suara Pemilu 2024 yang masih berlangsung pagi ini. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Suasana rekapitulasi suara Pemilu 2024 yang masih berlangsung pagi ini. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pekerjaan berat sudah diberikan oleh para KPPS dan Pengawas TPS. Penghargaan setinggi-tingginya buat PPS dan KPPS yang telah bekerja dengan sangat baik meskipun mungkin tunjangan yang mereka Terima sebesar 1.100.000 hingga 1.200.000 tidak sebanding dengan pengorbanan mereka. 

Kondisi yang sama terjadi bagi Pengawas TPS. Mereka pun bersama-sama dengan KPPS untuk mendukung suksesnya Pemilu. Beruntung, PTPS masih ada tambahan penghasilan dari perjalanan dinas kegiatan mereka sehingga gaji 1.000.000 bisa terkumpul hingg dua juta lebih. 

Pemerintah perlu memperbaiki sistem Pemilu ke depan. Pemilu serentak perlu ditinjau ulang. Kertas suara DPRD dan DPR RI juga perlu ada foto agar tidak terlalu lama bagi pemilih di bilik suara.

Selain, itu KPU wajib memberikan pembekalan yang maksimal kepada semua petugas KPPS agar bisa lebih gesit dalam melayani pemilih. Pada sisi lain, pemerintah wajib menaikkan tunjangan penyelenggara dan pengawas di tingkat kecamatan hingga TPS.

Bersyukurlah, di Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tanah Toraja, belum ada laporan akan adanya KPPS dan PTPS yang jatuh sakit hingga Kamis pagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun