Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perjalanan ke Simbuang yang Selalu Mengesankan

8 Februari 2024   15:36 Diperbarui: 10 Februari 2024   05:24 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan dari sisa proyek jalan mangkrak menuju Simbuang. Sumber: dok. pribadi. 

Dua ratus meter sebelum tiba di lokasi, jalanan yang sedikit menanjak, berbatu, berupa aliran sungai kecil dan berlumpur saya lalui. Saya tiba di tempat tujuan saya, UPT SMPN Satap 2 Simbuang menjelang setengah sembilan malam. Suasana gelap gulita di kampung Puangbembe Mesakada. Sedang terjadi mati lampu dari listrik turbin. Kampung-kampung sekitarnya tetap terang-benderang. 

Saya bergegas ke eks bangunan ruang kelas yang dijadikan sebagai tempat menginal guru. Calon guru penggerak, pak Kristian Betteng menyamnut saya. Ternyata para guru sedang bercerita ria sambil memasak di tengah kegelapan. Cahaya senter handphone menjadi sumber penerang ditambah sebuah lilin. Ternyata, listrik dari turbin sudah lebih dari seminggu padam. Seorang ibu guru mengatakan bahwa satu vanbelt turbin rusak. 

Kami bercerita riuh seputar pengalaman terbaru. Suasana hangat karena semua guru yang ada di kompleks sekolah duduk melingkar sambil menikmati nasi hangat dan pedasnya masker ayam. Oya, ada empat guru honorer yang lulus seleksi ASN PPPK. Jadi, acara malam tersebut sebagai acara syukuran. Saya didaulat memimpin doa syukur dan doa makan. 

Cerita hangat guru-guru setelah makan malam. Sumber: dok. pribadi. 
Cerita hangat guru-guru setelah makan malam. Sumber: dok. pribadi. 

Dinginnya cuaca Simbuang ternyata kali ini sedikit dikalahkan oleh pedasnya masker ayam. Ditambah cerita seputar pileg dan pilpres hingga lewat tengah malam. 

Hampir pukul 1 subuh kami memutuskan untuk tidur. Handphone juga mulai low battery. Pak. Syahrul Mubarak terdengar melantjnkan ayat suci Alquran di bilik sebelah. Saya pun berdoa sebelum tidur. Jujur, cerita-cerita mistis tentang lokasi tempat kami menginap sedikit menghantui pikiran saya. Agak susah juga saya tidur. Belum lagi biasa ada lipan merayap. Makin hati-hati saya terlelap. 

Hanya terdengar suara dengkur bertalu-talu dari bilik sebelah. Pada akhirnya, saya pun terlelap entah jam berapa. Capek tak dapat saya tolak. 

Sekitar tiga jam terlelap, saya dibangunkan oleh suara pukulan bertalu-talu dari ibu guru Riris yang bangun subuh membuat kue donat untuk dijual di kantin sekolah. 

Selamat pagi Puangbembe Mesakada, Kecamatan Simbuang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun