Warga Toraja yang memiliki keahlian menyadap tuak biasanya menjadi orang yang terkenal. Selain karena selalu menyediakan waktu minum bersama di rumahnya, "pangrambi tuak atau passari tuak" hampir setiap hari dicari karena dibutuhkan tuanya untuk kebutuhan di acara syukuran, pernikahan dan kedukaan.Â
Jadi, "massari tuak" telah menjadi sarana menyalurkan hobby dan sekaligus media mendapatkan penghasilan tambahan dari sisi ekonomi. Terlepas dari tuak adalah minuman beralkohol, akan tetapi tak ada warga Toraja yang berkelahi karena mabuk. Jika mereka merasa sudah pening, maka mereka memilih tidur. Minum tuak bersama juga adalah sarana mempererat hubungan persahabatan dan kekerabatan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H