Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Sensasi Memetik Cengkeh yang Menguji Adrenalin

8 Januari 2024   23:39 Diperbarui: 12 Januari 2024   11:45 1353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memetik cengkeh menggunakan tangga bambu. Sumber: dok. pribadi

Oleh karena tangga yang kokoh terikat, saya pun tidak kuatir wadah yang saya gantungkan pada anak tangga pas di depan perut saya akan mengalami masalah.

Buah cengkeh hasil petikan sendiri. Sumber: dok. pribadi
Buah cengkeh hasil petikan sendiri. Sumber: dok. pribadi

Pengalaman saya memetik cengkeh dengan model berada di ketinggian seperti ini adalah saat yang paling membahagiakan ketika memetik cengkeh. 

Buah yang paling banyak dan paling nyaman dipetik ada di puncak pohon. Seringkali waktu setengah hari habis hanya untuk mengumpulkan buah yang ada di puncak pohon.

Bobot tubuh saya sedikit mengurangi kelugasan memetik. Bagaimanapun juga saya mesti banyak berhati-hati dan fokus berpedang pada tangga juga. Kaki pun  mulai pegal karena menjadi tumpuan dan  lama tidak dibiasakan memetik cengkeh.  

Kehati-hatian ini selalu menjadi pengingat saya memetik cengkeh dalam waktu yang relatif singkat. Saya sudah beberapa kali mengalami kejadian tangga patah ketika saya sementara berada di puncak pohon cengkeh dengan muatan yang berat. 

Inilah alasannya sehingga saya benar-benar memeriksa kekuatan tali dan usia bambu yang dibuat sebagai tangga. Dua kali kali saya pernah terjatuh dari pohon cengkeh langsung terjun ke tahan karena tangga patah terbagi dua tidak mampu menopang beban. 

Beruntung saya tidak mengalami cedera serius karena wadah penuh cengkeh yang ada pada leher saya berhasil menjadi tumpuan sampai di tanah. Sekitar empat kali pula saya terselamatkan karena tangga yang patah langsung masuk ke area dalam pohon cengkeh. 

Angin sore yang beberapa kali bertiup kencang mengurangi kecepatan saya memetik cengkeh. Menjaga keseimbangan dan keamanan kini menjadi fokus saya. 

Satu tangan berpegang pada tangga dan tangan lainnya memetik. Ya, pokoknya tinggal semangat yang besar untuk memetik. Tak mampu lagi berayun-ayun dengan kedua tangan berjingkrak di puncak pohon aktif memetik satu per satu gagang buang cengkeh. 

Mulut saya pun banyak membantu untuk memisahkan daun dengan gagang buah cengkeh. Jika ada daun yang ikut terpetik, maka mulut yang bekerja melepaskan daun. Sedikit mulai pedis bibir efek dari daun cengkeh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun