Minuman kategori alkohol seperti Anker Beer, Bir Bintang dan sejenisnya juga panen hasil di bulan Desember. Jutaan botol bir bisa habis dibeli oleh warga Toraja.
Berbicara jenis minuman ini, maka tidak ketinggalan produk minuman khas Toraja  tuak ikut menuai rupiah. Jika di hari normal 5 liter tuak seharga 30 ribu rupiah, maka di masa Natal ini, harganya bisa melonjak mencapai 80-100 ribu rupiah.Â
Entah karena sudah menjadi tradisi tahunan, konsumsi minuman beralkohol mencapai puncaknya di bulan Desember hingga awal Januari.Â
Satu kebutuhan pokok lagi yang menggeliatkan pasar Toraja adalah kebutuhan ayam dan telur ayam. Puluhan mobil pick up yang mengangkut ratusan ribu ekor ayam dari wilayah Sidrap, Enrekang, dan Pinrang akan berbondong-bondong menuju Toraja.Â
Sasarannya bukan hanya pasar di kota, namun juga menyuplai langsung ke pelosok pedesaan. Harganya pun cenderung melonjak dari harga normal. Khusus warga Toraja, banyak pula yang menjadi pemasok ayam dan telur musiman.Â
Sementara untuk hunian hotel, wisma dan penginapan, tarif juga turut meningkat di bulan Desember. Para pelaku usaha hunian untuk wisatawan rata-rata telah menerima booking penuh.Â
Pemicu utama roda perekonomian di Toraja adalah kembalinya para perantau ke kampung halamannya di Toraja. Puluhan ribu bahkan ratusan ribu orang Toraja akan mudik di bulan Desember.Â
Tahun ini, para perantau sebagian besar berasal dari Malaysia, Kalimantan, Papua, Ternate dan Morowali. Sisanya berasal dari berbagai kota di seluruh Indonesia.Â
Bus-bus AKAP dan mobil rental menjadikan bulan Desember ini sebagai ajang panen juga. Memasuki minggu kedua Desember, tarif bus ke Toraja akan naik hingga 100%. Untuk kelas ekonomi saja tarif saat ini berkisar antara 200 hingga 280 ribu yang sebelumnya hanya 180 ribu saja.Â
Tidak mengherankan jika untuk kategori kelas eksekutif dan sleeper bus, tarif bus mencapai  500-600 ribuan. Untuk rute Makassar-Toraja, rata-rata kuota bus juga sudah penuh oleh pendaftar hingga penghujung tahun.
Mobil rental pun kerja keras di bulan Desember. Rata-rata jemputan untuk angkutan ada di pelabuhan Nusantara Pare-Pare. Penumpang adalah pemudik dari Malaysia dan Kalimantan.Â